Zaman VOC Hingga Sekarang Pencari Rencek Kayu Jati di Hutan Masih Disebut Blandong

NASIONAL187 Dilihat

REMBANG – INFODESANEWS – Para pencari rencek kayu jati di dalam kawasan hutan sampai sekarang masih disebut blandong. padahal menurut sejarah kerja Blandong itu suatu sistem kerja rodi di zaman pemerintahan Hindia Belanda atau VOC. yang berupa pengerahan tenaga rakyat tanpa dibayar untuk bekerja dibidang perkayuan,penebangan,penanaman,pengankutan dan pembelahan didalam kawasan hutan yang bekerjanya ke daerah pedalaman ditengah hutan.

Kerja blandongan dijaman Belanda bisa dikategorikan kerja paling berat. maka kuli blandong dijaman itu dibebaskan dari bentuk kerja rodi lainya. pekerja blandong meliputi bentuk penebangan ,pengangkutan,pembelahan dan juga penanaman hutan. jenias tanaman yang diutamakan adalah kayu jati.

Menjadi Blandong berasal dari Karesidenan Rembang. hingga sekarang kerja sebagai blandong meluas kemana-mana. Dari mencari rencek menjadi tenaga tebang dan mengankut kayu jati dari areal tebangan, orang masih menyebutnya blandong. padahal dalam pekerjaan di areal tebangan kawasan hutan jati ada pencari rencek, tenaga angkut kayu,menggergaji kayu potongan (tukang senso), tenaga penyaradan (mengangkut kayu menggunakan hewan Sapi).

Sejak menebang kayu jati menggunakan gergaji senso maka kata blandong sudah mulai bergeser. Tidak lagi orang yang menebang kayu jati dikatakan blandong. tapi namanya bergeser menjadi tukang senso Kayu Jati. kata blandong sekarang identik dengan orang yang mengangkut dan menaikkan kayu di areal tebangan ke dalam truk apur (truk khusus angkutan kayu tebangan di dalam hutan ) dan para pencari rencek dihutan kayu didalam kawasan hutan.

BACA KONTEN LAINNYA ---->
Secara Vicon Kodim 042/LS Peringati Hari Ibu dan Kowad

Suroso asal Rt 03/05 Desa Pamotan kecamatan Pamotan adalah salah satu pekerja blandong dari tahun 2000 hingga sekarang. ia yang hanya lulusan Sekolah Dasar (SD) itu mengikuti jejak ayahnya dan kakek buyutnya yang juga pekerja dalam kawasan hutan sebagai penggarap lahan di Perhutani. menurut Suroso pekerjaan sebagai blandong dijalaninya secara turun temurun karena ke dua orang tuanya sudah tua dan tidak memungkinkan lagi untuk bekerja keras sebagai blandong kayu jati,” bebernya.

Sambung Suroso ia mencari rencek dan memotong kayu hasil pohon yang roboh karena habis dicuri orang yang agak kecil ditinggal. ia kumpulkan kemudian ia angkut dengan sepeda motor untuk dibawa pulang. yang penting kita tidak mengambil pohon yang berdiri. walaupun dikatakan blandong tetapi kami tidak mau mengambil kayu-kayu besar yang nanti dikatakan pelaku illegal Logging oleh para petugas dari Perhutani.

Rusmanto Asisten Perhutani (Asper) Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Demaan Kecamatan Sulang kabupaten Rembang menambahkan bahwa kata Blandong itu yang mencari kayu dihutan, baik itu kayu besar ataupun kecil orang menyebutnya ya tetap blandong. Perbedaan blandong sekarang itu orang mencari kayu hutan/ pohon yang berdiri dan akhirnya jadi pelaku illegal logging.

BACA KONTEN LAINNYA ---->
Pastikan Berjalan Dengan Aman Dan Lancar, Anggota Koramil Padas Pantau Penyaluran BST

Sedangkan blandong zaman dengan dahulu itu pekerja yang dipekerjan oleh para penjajah Belanda dan diawasi secara ketat oleh aparat keamanan Djawatan Kehutanan. kalau menjadi blandong ditebangan ya orangnya memang sudah terbiasa, mereka mengangakat balok kayu jati bareng-bareng untuk dinaikkan kedalam kendaraan truk apur.” terang dia.

“lanjut Rusmanto, para blandong sekarang mendapatkan upah baik mau dikerjakan borongan maupun dikerjakan harian. Sama juga para blandong di Tempat Penimbunan Kayu (TPK) mereka menaikkan kayu-kayu jati pesanan para pembeli yang sudah menyiapkan kendaraanya di TPK. Perhutani tidak menyebutnya sebagai blandong tetapi tukang angkut kayu. Kalau di pedesaan orang ambil rencek kayu jati masih menyebut blandong. Sebagai mitra kerja di bidang tebangan dan TPK Perhutani menyebutnya sebagai pekerja tebangan atau pesanggem. “terang dia. blandong itu jaman belanda mas katanya kita kan sudah merdeka masak masih menyebut blandong? “tuturnya. sambl mengakhiri perbincangan kami.

Solikin