Yayasan Raudhatul Jannah Gelar Kajian Ilmiah Bertajuk ‘Hangayuh Welas Asihining Allah’

INFODESA, KHAZANAH190 Dilihat

SRAGEN, INFODESANEWS.COM | Yayasan Raudatul Jannah Kalijambe Kalioso Sragen mengadakam kajian Ilmiah Bulan Ramadhan  bertajuk “Hanggayuh Welas Asihining Allah SWT” ( Mencari Ridho Allah), Sore ini, Sabtu (25/3/2023). Kajian Ilmiah di awal bulan Ramadhan tersebut menghadirkan nara sumber staff pengajar Pondok Ukhuwah Sukoharjo, Kyai Abdani.

Menurut panitia acara, Ustad Dedik Irawan melalui panitia inti Bapak Darwanto menjelaskan bahwa kajian ilmiah digelar dalam rangka menjumpai bulan Ramadhan sekaligus sebagai ajang memperdalam keimanan umat muslim di wilayah Kalijambe Sragen.” Kita harus bersyukur dapat menjumpai bulan Ramadhan. Karena merupakan anugerah yang agung,” ungkapnya.

Sementara itu, Kyai Abdani dalam ceramahnya memaparkan bahwa seseorang yang mengaku umat Nabi Muhammad SAW sudah sepantasnya merindukan perjumpaan dengan Ramadhan sebagimana yang diteladankan karena semua ibadah kecuali puasa akan dilipatgandakan balasannya mulai dari 10 kali sampai 700 kali. 

Untuk balasan amal puasa Allah merahasiakanya, bahkan bau mulut tak sedap dari orang yang berpuasa bagi-Nya lebih harum dibanding parfum misik (kasturi). Hal ini dijelaskan Nabi Saw dalam haditsnya: عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ، الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ، قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: إِلَّا الصَّوْمَ، فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ، يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي Artinya, “Dari Abi Hurairah Ra berkata, Rasulullah Saw bersabda, ‘Setiap amal anak Adam akan dilipatgandakan. Satu kebajikan dilipatgandakan 10 sampai 700 kali. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman ‘Kecuali puasa karena puasa adalah untuk-Ku dan Aku-lah yang membalasnya. Dia meninggalkan kesenangan dan makananya karena-Ku,” (HR Muslim). «وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ المِسْكِ» Artinya, “Demi Zat yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, sungguh bau tak sedap dari mulut orang yang sedang berpuasa menurut Allah lebih harum daripada bau misik,” (HR Al-Bukhari). 

Ada sejumlah pendapat perihal maksud “balasan amal puasa dirahasiakan Allah”, antara lain karena puasa merupakan ibadah spesial untuk Allah dan tak seorangpun orang kafir yang mengagungkan tuhanya dengan ibadah puasa. 

Pendapat lain, karena puasa jauh dari riya’ sebab ia ibadah yang rahasia. Jika kita shalat atau berhaji pasti dapat terlihat dan diketahui orang lain karena bersifat tindakan/perbuatan, namun puasa tidak demikian sebab puasa adalah meninggalkan (tarku) atau imsak (menahan diri) sehingga dapat dilakukan bersamaan dengan aktivitas apapun bahkan dengan tidur sekalipun. 

Agar puasa kita tahun ini lebih berkualitas dibanding tahun-tahun sebelumnya, haruslah senantiasa sadar bahwa perjumpaan dengan bulan suci Ramadhan merupakan anugerah Allah yang tidak setiap orang dapat merasakannya. Kalau pun bertemu, mungkin masih ada di antara kita yang tidak menyadari akan keagungan anugerah ini atau tidak berkesempatan berpuasa dengan sempurna.  

Selanjutnya berusaha mempersiapkan diri bekal ilmu hukum-hukum puasa dan ibadah lainya serta menjaga kesehatan fisik agar tetap dalam kondisi prima. Yang tidak kalah penting adalah kemauan yang kuat untuk meraih kecintaan Allah melalui ibadah puasa, pengabaian rasa lapar, haus, dan malas yang mesti terjadi dalam ibadah puasa. Hal ini dapat muncul dengan cara senantiasa mengingat kebahagiaan orang yang berpuasa sesuai sabda Nabi SAW. لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ: فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ، وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ Artinya, “Orang yang berpuasa akan meraih dua kegembiraan, kegembiaran ketika berbuka puasa/berhari raya, dan kegembiraan ketika bertemu Tuhannya,” (HR Muslim). 

Dalam Marqatul Mafatih dijelaskan, dua kegembiraan itu meliputi di dunia dan di akhirat.  Pertama, kegembiraan saat berbuka karena telah terbebas dari tanggungan perintah Allah atau sebab mendapatkan pertolongan dapat menyempurnakan puasa atau sebab dapat makan dan minum sesudah menahan lapar dan dahaga atau sebab meraih pahala yang diharapkan. Kedua, kegembiraan saat bertemu Tuhan sebab mendapatkan balasan amal puasa, mendapatkan pujian, atau keberuntungan dapat berjumpa dengan Allah. (Nuryanto/ Pnut/Red Slo)