MAGELANG, infodesanews.com – Manajemen Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta menginisiasi terbentuknya Organisasi Gelanggang Olahraga (GOR) seluruh Indonesia. Organisasi yang belum resmi memiliki nama ini bertujuan sebagai wadah komunikasi antara seluruh pengelola GOR atau stadion di tanah air.
Sebagai langkah penguat proses pembentukan, tidak kurang dari 10 pengelola GOR dan stadion di Indonesia kumpul bersama di Hotel Atria Magelang dengan memanfaatkan momen peringatan Haornas XXXIV tahun 2017 yang dipusatkan di Stadion Moch Soebroto Kota Magelang, Sabtu (9/9).
Direktur Utama Stadion GBK, Winarto mengatakan, setidaknya ada 12 pengelola stadion yang menjadi inisiator terbentuknya organisasi skala nasional ini. Dari 12 stadion itu, pihaknya sudah mengunjungi sekitar 8 stadion untuk berkomunikasi dan berkoordinasi.
“Mereka sangat menyambut baik inisiatif tersebut, karena memang untuk membangun jaringan satu sama lain. Kedudukan kita sama antara pusat dan daerah. Belum tentu GBK lebih baik dari daerah,” ujarnya dalam jumpa pers usai pertemuan.
Dikatakannya, setidaknya ada tiga fakta menarik seputar pengelolaan stadion atau GOR di Indonesia. Pertama, tingkat pemakaian atau okupansi di hampir semua stadion umumnya masih rendah. Hanya beberapa saja yang barangkali lebih baik dari yang lain.
“Okupansinya bisa dihitung dengan jari. Mayoritas okupansi baru sekitar 15 persen per tahun. Selebihnya, stadion tidak digunakan dan itu sangat disayangkan,” katanya.
Fakta kedua, katanya, dari sisi keuangan untuk pemeliharaan kebanyakan tidak mampu, meskipun banyak yang disokong pemerintah daerah setempat melalui APBD. Hal ini terjadi akibat tingkat okupansi yang rendah, sedangkan biaya pemeliharaan cukup tinggi.
“Fakta ketiga, stadion kebanyakan hanya digunakan untuk kegiatan olahraga saja. Padahal, sejatinya bisa dipakai pula untuk aktivitas lain, seperti seni, budaya, politik, dan lainnya. Stadion bisa jadi kawasan wisata (sport tourism) dan bisnis yang mendatangkan income lebih,” jelasnya.
Ketiga fakta ini dirasakan pula oleh GBK selama ini. Tetapi, mulai saat ini GBK dikonsep lebih dari sekadar tempat berolahraga. Proses renovasi total yang masih dikerjakan pun menerapkan konsep multifungsi tersebut.
“GBK sudah mengarah ke multifungsi dengan menghadirkan fasilitas coffee shop, restoran, tokoh perlengkapan olahraga, dan lainnya. Harapannya, stadion lain pun bisa menerapkan konsep yang sama,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Malang, Fatoni yang ikut dalam pertemuan mengaku, mengapresiasi inisiasi pembentukan organisasi stadion ini. Organisasi dinilainya memiliki kedudukan strategis untuk memajukan stadion ke depan.
“Di era sepak bola yang semakin maju, harus diikuti pula oleh manajemen pengelolaan stadion dan GOR yang maju. Melalui organisasi ini kita bisa berkembang dan maju bersama dan saya sepakat stadion memiliki banyak fungsi yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat,” ungkapnya. (Awe)