Wartawan Ditingkatkan Kompetensinya dalam Menulis Berita Berbahasa Indonesia yang Baik

INFODESA86 Dilihat

LUWU UTARA(SULSEL), INFODESANEWS – Para wartawan harus terus belajar dalam menggunakan bahasa Indonesia secara benar dalam menulis berita. Sebab, jika kata atau kalimat yang digunakan salah, pemahaman bagi yang membaca juga bisa salah. Jika kesalahan-kesalahan itu terus terjadi, bisa jadi lama-lama pembaca akan meninggalkan media massa tempat si wartawan bekerja. Wartawan harus pandai memilih diksi dan membuat kalimat yang menarik.

Hal itu diungkapkan Junaidi Rasyid dari Makassar pada media ini melalui WhatsApp nya, Rabu(13/11) malam mengatakan bahwa, penyuluhan Bahasa Indonesia bagi Insan media massa dari balai Bahasa Provinsi Sulawesi-Selatan(Sulsel) di Hotel Sutomo Kota Makassar dan akan berlangsung sampai 15 November 2019.

Wartawan harian Palopo Pos tersebut mengungkapkan bahwa, sebagai orang yang “memproduksi” kata-kata dan kalimat sebagai bahan baku, wartawan mestinya pandai dan cermat dalam menjadikan kata-kata dan kalimat menjadi sebuah produk berita yang dikonsumsi masyarakat. Mengolah dan terus menambah kompetensi kebahasaan harus menjadi hal yang wajib.

“Intinya, dengan bahasa yang benar tersebut, maksud dan tujuan yang ingin kita sampaikan ke pembaca tercapai, tidak membingungkan, dan memuaskan. Jangan sampai membuat bingung atau malah menimbulkan kegaduhan,” jelas Junaidi Rasyid.

Jun yang akrab disapa teman-teman Pers di Bumi Lamaranginang julukan Kabupaten Luwu Utara mengucapkan, terima kasih dengan kegiatan yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Sulawesi-Selatan ini. Dia berharap acara-acara seperti ini ke depan terus diselenggarakan untuk memperbarui pengetahuan dan kompetensi wartawan tentang kebahasaan, terutama wartawan yang tergabung di organisasi Persatuan Wartawan Indonesia.

Selain itu juga dia menyampaikan apresiasi atas Kepala Balai Bahasa Provinsi Sulsel Zainab yang alumni pascasarjana prodi Linguistik Universitas Hasanuddin(UNHAS) ini dan kesediaan teman-teman wartawan dari Palopo, Toraja, Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, Polman dan Kota Pare-Pare, yang mengikuti kegiatan tersebut.

Menurutnya, sebagai salah satu garda terdepan dalam pemakaian bahasa tertulis, wartawan dan media memang harus terus mengembangkan diri untuk menggunakan bahasa Indonesia yang benar.

“Dengan menggunakan bahasa Indonesia yang benar dalam penulisan berita, juga membantu proses edukasi kepada masyarakat, terutama pembaca berita tersebut. Jika kata atau kalimat yang digunakan benar sesuai kaidah, maka masyarakat juga akan terbantu,” pungkas Junaidi.(yustus)