PURWOKERTO, INFODESANEWS – Untuk menyukseskan Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK), Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah menggelar Sosialisasi Advokasi dan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) Program KKBPK, Selasa (29/10/2019) di Gedung Pertemuan Soedirman Kodim 0701/Banyumas. Kegiatan diikuti sebanyak 250 peserta yang terdiri dari Pasiter, Danramil, Babinsa dan Persit Kartika Chandra se Korem 071 Wijaya Kusuma.
Acara dibuka oleh Asisten Bidang Teritorial Kesdam IV Diponegoro Kolonel Inf. Jaelan S.I.P. Dalam sambutanya Jaelan menyampaikan bahwa penggarapan Program KKBPK tidak bisa dilakukan seorang diri. TNI maupun Persit terus dituntut untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan khususnya dalam bidang Keluarga Berencana melalui berbagai kerja sama termasuk dengan BKKBN hari ini.
“Saya meneruskan pesan Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Mochamad Effendi, SE. MM bahwa dalam bekerja tidak ada istilah ‘superman’ yang ada adalah ‘superteam’, dengan begitu banyak permasalahan di lapangan yang mampu diselesaikan. Seperti dalam menggarap Program KKBPK, BKKBN tidak dapat bekerja sendiri. Komitmen mitra kerja, termasuk TNI di dalamnya sangat dibutuhkan agar terwujud sumber daya manusia Indonesia yang unggul,” katanya
Jaelan menambahkan dengan memahami jenis-jenis alat kontrasepsi dengan baik akan memudahkan para Babinsa dan Anggota Persit untuk mensosialisasikan Program KKBPK di masyarakat. Pemahaman yang perlu dikuasai meliputi keuntungan, efek samping, masa pakai dan sebagainya.
“Untuk itu, melalui peningkatan kapasitas yang dilakukan tersebut akan mampu menjadikan para Babinsa menjadi motivator KB yang handal. Babinsa itu adalah prajurit yang luar biasa, begitu luar biasanya Presiden kita sering menyebut Babinsa dibeberapa kesempatan,” katanya.
Menurutnya, usai sosialisasi ini BKKBN akan memberikan penghargaan pada jajaran TNI dengan kinerja terbaik dalam pelaksanaan program KKBPK di wilayah masing-masing. Indikator keberhasilan yang dipatok oleh BKKBN diantaranya adalah perolehan akseptor baru terutama kobtrasepsi jangka panjang yakni IUD, Implant, vasektomi dan tubektomi serta pelaksanaan KKBPK di Kampung KB. Menurutnya akseptor vasektomi mendapat nili yang tinggi. Untuk itu poin-poin yang penting untuk segera dipahami seputar metode kontrasepsi vasektomi.
“Masyarakat belum memahami betul tindakan apa sebenarnya dilakukan dalam prosedur vasektomi. Banyak dari mereka yang menganggap bahwa vasektomi sama dengan dikebiri. Hal ini menyebabkan resistensi terhadap KB vasektomi yang sebenarnya merupakan tindakan operasi sederhana dan hanya membutuhkan waktu 5 menit,” jelasnya.
Pihaknya juga meminta anggota Persit untuk ikut memberikan pengertian para istri agar membolehkan suaminya ikut vasektomi. Istri tidak perlu khawatir terjadinya penurunan kemampuan seksual dari suami yang ikut vasektomi, sebab yang dipotong dan diikat adalah saluran sperma. Prosedur ini sama sekali tidak mempengaruhi hormon dan kemampuan ejakulasi pria.
Kabid Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Perwakilan BKKBN Jateng Ir. Nanik Budi Hastuti, MP sebagai pembicara meminta agar Kampung KB dijadikan sentral penggarapan KKBPK di lapangan. Kampung KB di Jawa Tengah yang jumlahnya mencapai 1400-an merupakan miniatur penggarapan KKBPK di mana terdapat keterpaduan program dari sektor terkait. Partisipasi dari TNI di kampung KB dapat meningkatkan ketangguhan sumber daya manusia sebagai pondasi pertahanan rakyat semesta.
“Sosialisasi ini, tidak hanya untuk menambah peserta KB baru, tetapi juga mempertahankan peserta KB aktif. Jangan sampai mereka yang sudah ber-KB menjadi berhenti,” katanya
Ia menambahkan selain KB dengan krontrasepsi, BKKBN juga mengajak TNI dan Persit untuk membantu melalui penundaan usia pernikahan, menjarangkan kelahiran, karena sangat berisiko terhadap kematian terhadap ibu yang melahirkan dan anak baru lahir.
“Kita harus bersama sama mendukung Program Pak Gubernur Ganjar Pranowo yaitu Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng,” katanya
Sementara itu pembicara kedua Lekom CKM dr Puji Tri Harsono, Sp. OG mengatakan suksesnya program kb tergantung pada sosialisasi, mengingat program ini harus membawa dampak kebaikan dari para pelaku. Sehingga pada calon akseptor harus dibuat nyaman sebelum melakukan keluarga berencana.
“Kemampuan persuasi juga menjadi aspek penting suksesnya sosialisasi KKBPK. Melalui komunikasi yang baik, diharapkan pasangan usia subur memiliki kesadaran untuk merencanakan keluarganya dengan menggunakan alat kontrasepsi yang cocok dan rasional sesuai kondisi tubuh masing-masing,”
Dalam rangkaian kegiatan ini, Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah menyerahkan satu unit laparoskopi kepada Rumah Sakit TNI Wijayakusuma Purwokerto untuk meningkatkan kualitas pelayanan KB khususnya kontrasepsi jangka panjang