SOLO, INFODESANEWS | Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka mengaku tak resah dengan agenda aksi people power yang beredar sejauh ini. Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu malah menilai aksi people power itu cukup menggelitik. Ia juga mempertanyakan apa maksud people power itu.”Menggelitik. Saya enggak pernah resah. People power kui opo (itu apa)?” kata Gibran di Solo, Rabu (5/7).
Selain itu, Gibran mengatakan spanduk-spanduk penolakan aksi people power yang terpasang di sejumlah jalan kota Solo pun telah dicopot-copoti Satpol PP pada Rabu pagi. “Wis (sudah) dicopot Pak Arif (Kepala Satpol-PP Kota Solo),” katanya saat ditanya mengenai spanduk.
Ia menegaskan Pemkot Solo tidak pernah menghalangi hak warganya untuk menyampaikan pendapat. Hanya saja, pemasangan spanduk maupun media luar ruang lainnya sudah diatur Pemkot Solo melalui beberapa regulasi. “Masang kalau sesuai aturan enggak apa-apa. Kecuali kalau ada kata-kata meresahkan,” kata Gibran.
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka sejumlah spanduk penolakan aksi people power. Penurunan spanduk dilakukan oleh sejumlah petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Kota Solo, Rabu (5/7) pagi.
Salah satu spanduk penolakan aksi people power yang dipasang di jalanan kota Solo sebelum dicopot Satpol PP, Rabu (5/7) pagi. (CNN Indonesia/ Rosyid)
Saat dikonfirmasi media, Kepala Satpol PP Kota Solo, Arif Darmawan mengatakan spanduk tersebut dicopot lantaran dipasang di lokasi-lokasi terlarang. “Sampai saat ini ada 32 yang kita amankan. Bentuknya spanduk MMT,” katanya.
Ia menegaskan pihaknya sama sekali tidak mempermasalahkan isi dari spanduk tersebut. Satpol PP menurunkan puluhan spanduk tersebut karena melanggar Perda No 10 tahun 2015 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, serta Peraturan Wali Kota Solo tentang kawasan tertib reklame. “Kita tidak melihat kata-katanya. Yang jelas itu melanggar Perda no 10 tahun 2015 karena dipasang di pohon dan berada di kawasan tertib seperti yang diatur dalam Perwali. Dasar kami itu saja,” kata Arif.
Sebagai informasi, spanduk-spanduk yang dicopot berisi kata-kata bernada penolakan aksi People Power. Desain yang digunakan pun senada, latar belakang bendera merah putih dengan identitas di pojok kanan bawah bertuliskan “Masyarakat Soloraya Cinta Damai”. “Kami masyarakat Solo tidak mau dipecah belah hanya kepentingan kelompok!! Apa People Power?” demikian isi salah satu spanduk tersebut. “Menolak segala bentuk seruan people power,” isi spanduk lainnya. (syd/red slo)