BLORA, INFODESANEWS – Sejumlah seniman dari berbagai daerah, termasuk komunitas Barbarados Art Familia dari Yogyakarta, berkumpul di Blora untuk memperingati dan menghidupkan kembali warisan sastra Pramoedya Ananta Toer. Kedatangan mereka bertujuan untuk memperkenalkan dan menanamkan nilai-nilai perjuangan sastra Pram kepada masyarakat Blora melalui seni mural dan pameran seni.
Ketua Barbarados Art Familia, Adik Kristian Toro menyampaikan, rasa kagumnya terhadap kehangatan masyarakat Blora serta pentingnya mengabadikan kata-kata Pram dalam bentuk seni visual.
“Kami ingin membumi di Blora, sebuah tempat yang indah dengan masyarakat yang menjunjung tinggi kekeluargaan. Pramoedya bukan hanya seorang penulis biasa, ia adalah ‘dewa kalimat’ yang membangun kesadaran sastra Indonesia,” ujar Adi Kristian Toro kepada wartawan, Kamis (6/2/2025)
Adi menambahkan, para seniman terlibat dalam pembuatan mural di berbagai titik di Blora, salah satunya di Lapangan Kridosono. Pemerintah Daerah (Pemkab) Blora juga telah menyediakan beberapa dinding sebagai kanvas bagi seniman untuk menuliskan kutipan-kutipan Pramoedya yang penuh perlawanan dan makna.
“Kado dari Jogja untuk Pram, menerjemahkan Kalimat Perlawanan ke dalam Seni,” terangnya
Lanjutnya, salah satu inisiatif utama dalam perhelatan seni ini adalah proyek “Kado dari Jogja untuk Pram”, di mana seniman dari 18 komunitas berbeda menerjemahkan kutipan-kutipan Pramoedya dalam bentuk mural dan karya seni lainnya.
“Pramoedya adalah simbol perlawanan melalui kata-kata. Kami ingin masyarakat Blora menyadari bahwa warisannya bukan sekadar sejarah, tetapi juga kekuatan untuk memahami kehidupan dan perjuangan,” paparnya
Lebih lanjut, tidak hanya dari Yogyakarta, seniman yang terlibat juga berasal dari berbagai daerah, termasuk Jakarta dan bahkan Australia. Dalam pameran seni di Art Space Blora, berbagai karya yang terinspirasi dari Pramoedya dipamerkan, menggambarkan ketertarikan global terhadap pemikiran dan karya sastra sang maestro.
“Untuk Generasi Muda Pram tidak akan pernah hilang,” terangnya.
Adi Kristian Toro menegaskan bahwa semangat Pramoedya harus tetap hidup dan terus diperjuangkan.
“Semoga yang kami tulis dalam mural ini menjadi pernyataan bahwa Pramoedya akan selalu ada. Anak-anak muda di Indonesia dan dunia harus terus membaca dan menuliskan kalimat-kalimat perlawanan yang benar, seperti yang telah dilakukan oleh Pram,” pungkasnya.
Dengan semakin banyaknya mural dan karya seni yang mengabadikan kutipan-kutipan Pramoedya di Blora, diharapkan warisan sastra dan pemikirannya semakin dikenal, tidak hanya di tanah kelahirannya, tetapi juga di tingkat nasional dan internasional.
Sementara itu, Koordinator Rumah Juang, Exi Agus Wijaya menyampaikan memperingati Hari Pramoedya Ananta Toer (PAT) dengan giat kemanusiaan, lingkungan, kita dapat menghormati warisan beliau dan berkontribusi pada pembangunan daerah dengan mengawal program Pemkab.
“Acara mural, peringati satu abad pram dengan tema Merawat Blora Menjaga Bumi Manusia,” pungkasnya.*Red