Selama 51 Tahun Jembatan Sungai Way Huwi Belum Tersentuh Perbaikan

INFODESA, NASIONAL391 Dilihat

LAMPUNG SELATAN, INFODESANEWS — Selama 51 tahun lamanya Jembatan yang menghubungkan dua Kabupaten, Kabupaten Lampung Selatan dan Lampung Timur yang terletak di Desa Purwotani Kecamatan Jatiagung Lampung Selatan itu tidak ada perhatian dari kedua Kabupaten tersebut.

Jembatan yang milantas diatas Sungai Way Huwi yang terletak di Perbatasan Kabupaten Lampung Selatan dan Lampung Timur, itu merupakan satu satunya akses jalan penghubung antara Desa Purwotani Kecamatan Jatiagung dan Desa Sindang Anom Kecamatan Marga Sekampung Lampung Timur,

Menurut salah seorang perangkat desa setempat, Jembatan yang menghubungkan dua Kabupaten tersebut belum tersentuh perbaikan hingga saat ini.

“Jembatan dengan panjang 12 meter dan lebar 5 meter itu kondisinya sangat menghawatirkan bagi pengguna jalan, bahkan bengunannya sudah miring akibat bagian sayap dan pondasi bangunan sudah ambrol. Jika kondisi seperti itu tidak ada perhatian khusus, maka tidak menutup kemungkinan suatu saat akan menelan korban, karena itu satu-satunya akses yang dilalui oleh masyarakat dari dua Kabupaten.”kata Maryono. pada infodesanews.com, saat mendampingi Anggota DPRD Lampung Selatan dalam kunjungannya. Jum,at (23/4/2021)

BACA KONTEN LAINNYA ---->
HMM UKI Toraja Galang Dana Peduli Korban Tanah Longsor Buntu Karua

Diceritakan, Jembatan itu dibangun pada tahun 1970 oleh perusahaan PT Mit Segora, dulu yang punya Jepang, Mit Segora itu pergi dari lokasi kita ini pada tahun 1984, Karena HGU nya habis dan bangkrut. Jadi Jembatan itu peninggalan orang Jepang diwaktu PT Mit Segora miliknya masih beroperasi.

BACA KONTEN LAINNYA ---->
PMI Banyumas Berikan Layanan Kesehatan Untuk Korban Banjir Terisolir Di Desa Sirau

“Waktu itu orang Jepang mengontrak lahan untuk dibuat pabrik dan ditanami Singkong,Jagung dan Surgum. Karena HGU nya antau masa kontraknya habis dan Pailit akhirnya pemilik PT yang diketahui bangsa Jepang itu minggalkan Indonesia pada tahun 1984. Jadi Jembatan itu dibangun oleh mereka pada tahun 1970 an, artinya Jembatan tersebut adalah peninggalan orang Jepang disaat masih mengelola perusahaan di kawasan itu.”paparnya.

“Kami berharap dengan di kunjungi oleh bapak Akyas DPRD selaku perpanjangan lidah masyarakat dapat menyampaikan kepada pemerintah daerah untuk memperhatikan keselamatan dan keamanan masyarakat dengan membangun jembatan, jangan menunggu terjadi hal yang tidak kita inginkan.”pungkas Maryono penuh harap. (red)