Sekolah Melon Berbasis Greenhouse di Gelar

NASIONAL350 Dilihat

BANDARLAMPUNG – Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (HEBITREN) Provinsi Lampung bekerjasama dengan Gerakan Satmakura gelar Sekolah Melon Berbasis Greenhouse, diikuti 30 peserta dari pondok pesantren, umum dan mahasiswa se-Provinsi Lampung, Jumat-Ahad (16-18/02/2024).

Pembukaan pelatihan pertanian budidaya melon ini berlangsung pada Jumat, 16 Februari 2024 pukul 14.00 WIB di Pusat Inkubator Bisnis Bumi Satmakura, Jl. Tirtayasa, Campang Jaya, Sukabumi, Bandarlampung.

“Ini baru perdana, jadi peserta masih kita batasi. Ke depan, bersama Hebitren kita akan buka kelas-kelas baru selanjutnya,” kata H. Mochtar Sany selaku Ketua Umum Gerakan Satmakura.

Bersama Mochtar Sany dan Ketua Hebitren Provinsi Lampung, Hasanuddin Errezha, acara pembukaan juga dihadiri Kakanwil Agama Provinsi Lampung H. Puji Raharjo Soekarno, dan sejumlah pimpinan pondok pesantren.

Tampak hadir juga GM Mochtar Sany Corporation, Harry Susatyo dan beberapa simpul jejaring Satmakura. Komisaris BPR Lampung Bina Sejahtera, Dwitya Agung Frajnayuga juga hadir bersama jajarannya.

Penyelenggara menghadirkan 4 orang pemateri. Narasumber utama, Anwar Mustiawan adalah ahli budidaya melon dalam greenhouse dengan teknologi Internet of Thungs (IOT System) yang berpengalaman budidaya melon di Belanda dan Jepang.

“Pemateri utama ini sengaja kami undang jauh-jauh dari Bandung, Jawa Barat,” terang Ketua Hebitren Lampung.

Hasanuddin Errezha mengklaim, pelatihan budidaya melon sistem greenhouse dengan teknologi IOT System ini merupakan sekolah melon pertama di Indonesia. “Istimewa, kegiatan pertanian ini juga dihadiri musisi dan entrepreneur Habib Hasyim Abu Bakar Yahya dari Jakarta.

Terpisah, Mochtar Sany juga menerangkan tujuan sekolah melon ini untuk menumbuhkan minat generasi milenial agar tertarik pertanian. Menjadi entrepreneur pola pertanian berkelanjutan yang lebih moderat.

“Memantik itu kita perkenalkan dulu dengan membangun greenhouse sederhana, menggunakan bahan bambu, agar mudah diterapkan untuk skala rumah tangga,” ungkap Mochtar Sany dihadapan awak media.

Tak hanya menerima teori, peserta juga diajak praktek di greenhouse Pondok Pesantren Mathlaul Anwar – Al Hamid dan Pondok Pesantren Istiqomah Al Amin, kedua pesantren tersebut ada di Desa Cintamulya, Kecamatan Candipuro, Kalianda, Lampung Selatan.

“Lebih jauh, Hasanuddin Errezha menjelaskan, bahwa melon yang dibudidayakan pihaknya adalah Melon Sultan, yakni melon jenis Inthanon.

“Sekarang sudah ada 14 greenhouse tempat kami budidaya melon dengan teknologi Internet of Things System,” terang Hasanuddin Errezha.

Melon Sultan memiliki banyak kelebihan dibanding melon biasa. Ciri khasnya kulit buah kuning keemasan dengan tektur kulit cantik, dan daging buah lembut, renyah, segar menarik.

Lebih lanjut, Hasanuddin Errezha berkata terpenting rasa manisnya mengalahkan rasa melon-melon lainnya,”tandasnya.(ES/red)