KULINER, INFODESANEWS | Rawon, sebagai salah satu kuliner khas Jawa Timur, memiliki asal-usul yang menarik dan kaya akan sejarah. Jejak awal hidangan ini dapat ditelusuri hingga prasasti Taji, yang berasal dari tahun 901 Masehi. Dalam konteks sejarah, rawon dikenal dengan nama ‘rarawwan’, yang mencerminkan suatu evolusi kuliner yang menarik. Dikenal sebagai hidangan yang kaya akan cita rasa, rawon dulunya hanya dinikmati oleh kalangan bangsawan. Hal ini menunjukkan status sosial hidangan ini yang tinggi di masanya.
Perkembangan kuliner rawon sangat terkait dengan dinamika sosial dan budaya masyarakat Jawa Timur. Pada awalnya, hidangan ini umumnya disajikan dalam acara-acara tertentu dan dianggap sebagai simbol kemewahan. Keberadaannya sebagai makanan bangsawan menjadikan rawon memiliki daya tarik tersendiri. Namun, seiring berjalannya waktu dan perubahan sosial, hidangan ini mulai dikenal dan diterima oleh masyarakat umum. Proses transisi ini sangat signifikan karena menunjukkan bagaimana rawon beradaptasi dan bertransformasi menjadi ikon kuliner yang merakyat.
Dengan perubahan status sosial ini, rawon mengalami pergeseran dalam cara penyajian dan bahan-bahan yang digunakan. Dari semula hanya disajikan di meja-meja istana, hidangan ini kini bisa dinikmati di berbagai warung makan dan restoran. Perkembangan ini juga membawa rawon kepada variasi yang berbeda di setiap daerah, meskipun inti rasa dan bahan dasarnya tetap sama. Secara keseluruhan, sejarah rawon menggambarkan perjalanan sebuah hidangan yang tidak hanya lekat dengan citarasa, tetapi juga mencerminkan perjalanan budaya dan sosial masyarakat Jawa Timur.