RSUD dr. R. Soetijono Blora Kembali Dipertanyakan Pelayanannya.

INFODESA224 Dilihat

BLORA, INFODESANEWS – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. R. Soetijono Blora menggelar konferensi pers di Ruang Radiologi Lantai II, terkait pelayanan yang dirasa kurang memuaskan bagi masyarakat Blora, Jawa Tengah, Senin (14/11/2022).

Dok.Agus Ariyanto, anak pasien

Kabid Pelayanan RSUD Blora, Nur Bestia Bertawati memaparkan, bila BPJS dimasukkan ke aplikasi, kalau tidak aktif maka disarankan untuk mengaktifkan.

“Misal pembayaran nunggak dan lain sebagainya untuk segera diselesaikan agar bisa BPJS dipakai. Di awal itu kita memang tidak tahu bila pasien antigennya positif jadi memakai BPJS, tapi setelah dicek ternyata antigen positif baru suspect. Menurut aturan itu bisa diklaim Covid bila PCR atau TCM nya positif tapi ini belum ada pemeriksaan PCR atau TCM,” jelasnya.

Berta menerangkan, pelayanan rumah sakit akan dievaluasi kembali karena memang sistem Rumah Sakit sudah menyambung dari pendaftaran sampai berobat.

“Akan kami lihat dan tata kembali dengan harapan pasien yang mendaftar sesuai dengan tahapan di awal. Nanti kita akan mengumpulkan tim terkait, terkait dengan pemahaman aplikasi biar seragam,” jelasnya.

Sementara itu, Agus Ariyanto, anak pasien yang bernama Ibu Maryati warga Kelurahan Jetis Blora menyampaikan kekurangpuasan dengan penjelasan yang disampaikan pihak RSUD dr R Soetijono Blora.

“Terus terang kami masih belum bisa menerima penjelasan dari pihak Rumah Sakit. Dari mulai kemarin ibu saya mau dibawa ke ICU, hingga mau diisolasi mandiri, termasuk proses pembayaran yang tidak bisa transfer. Ketika kita sudah bayar tunai juga tidak dikasih nota, padahal itu kan hak kita selaku konsumen, dan kenapa di nota tertulis Cara bayar BPJS Non PBI. Ini benar-benar membuat kami bingung,” ujar Agus Ariyanto (42) salah satu anak Ibu Maryati kepada Kapernews.com, Senin (14/11/2022).

Agus berharap ada penjelasan yang transparan dari pihak RSUD Blora dengan mengundang pihak keluarganya.

“Kami tidak menuntut uang pengobatan ibu kami kemarin sebesar Rp6.232.668 itu dikembalikan. Maksud kami itu agar pihak Rumah Sakit menjelaskan dengan gamblang agar bisa ketemu akar permasalahannya. Tentunya dengan duduk bersama untuk mengurai permasalahan yang ada,” ungkapnya.

Selaku bagian dari masyarakat, dirinya berharap keluarganya adalah yang terakhir kalinya menjadi korban pelayanan yang kurang baik dari Rumah Sakit Blora.

“Ya cukuplah semoga ini yang terakhir kejadian yang membuat pasien dan keluarga itu bingung. Karena ini menyangkut pelayanan umum masyarakat Blora, kalau ada indikasi ada oknum-oknum yang kurang baik mending lebih baik dibersihkan,” pungkasnya.***Red/Sm.

Berita Terkait

Baca Juga