BLORA, INFODESANEWS – Pemerintah Kabupaten Blora melalui Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 pada Jumat siang (10/4/2020), kembali menyampaikan update perkembangan terbaru kondisi persebaran virus Corona.
Update disampaikan oleh Sekda Komang Gede Irawadi, SE, M.Si selaku Sekretaris I GTPP, dengan diampingi Plt Kepala Dinas Kesehatan, Lilik Hernanto, S.KM, M.Kes, dan Kepala Bappeda, Ir. Samsul Arief.
Dalam penyampaiannya, Sekda Komang Gede Irawadi SE, M.Si bersyukur karena hingga saat ini di Blora belum ada yang terkonfirmasi positif Covid-19.
“Kita patut bersyukur, berdasarkan data yang ada per pukul 09.03 WIB pasien yang terkonfirmasi positif belum ada, begitu juga dengan PDP kosong. Sedangkan ODP berkurang dari kemarin 442 orang menjadi 407 untuk hari ini, seiring selesainya proses pemantauan,” ujar Sekda.
Atas kondisi ini, pihaknya mengajak seluruh masyarakat untuk terus meningkatkan pola hidup sehat dan mematuhi protokol kesehatan yang disampaikan pemerintah. Yakni dengan selalu di rumah, memakai masker jika terpaksa keluar, dan selalu cuci tangan pakai sabun.
“Kondisi ini semoga bisa kita pertahankan agar selamanya Blora negative Covid-19,” tambah Sekda.
Sedangkan untuk para pemudik, per tanggal 9 April 2020 pukul 21.00 WIB semalam sudah ada 15.983 jiwa. Sekda menghimbau agar para pemudik ini bisa melakukan isolasi diri secara mandiri di rumah masing-masing selama 14 hari.
“Yang masih ada di perantauan, kami himbau tunda dahulu mudiknya. Kita masing-masing saling menjaga kesehatan, baik kesehatan individu maupun lingkungan sekitar,” sambung Sekda.
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Kesehatan, Lilik Hernanto, S.KM, M.Kes menyampaikan klarifikasi dua kasus yang diduga Covid-19 di Kabupaten Blora.
“Yang pertama, tiga hari yang lalu ada warga Ngawi yang berkunjung ke rumah orangtua di Desa Bangkleyan, Kecamatan Jati (Doplang). Kemudian orang tersebut mau melahirkan di rumah sakit Ngawi, dan ternyata di test rapid positif. Jadi positifnya orang Ngawi ini sebelumnya sempat kontak dengan orangtua di Bangkleyan sehingga Dinas Kesehatan langsung menurunkan tim kesana,” ucap Lilik Hernanto.
Selanjutnya, menurut Lilik Hernanto, tim langsung melakukan rapid test kepada kedua orang tuanya di Desa Bangkleyan.
“Alhamdulillah kedua orang tuanya setelah di rapid test, hasilnya negatif. Meskipun orang tuanya tanpa gelaja, tetap kita ambil untuk rapid test,” sambungnya.
Kemudian untuk kasus kedua adalah kematian salah satu warga Blora yang tadi malam di makamkan langsung setelah meninggal dari RSUD Moewardi Solo.
“Tadi malam ada kasus meninggal, yaitu salah satu pasien rujukan dari RSUD dr. R. Soetijono Blora ke RSUD Moewardi Solo. Rujukannya bukan rujukan penyakit Covid-19. Melainkan almarhum penderita gagal ginjal dan sudah cukup lama harus cuci darah ke RSUD Moewardi Solo, namun semalam meninggal dan dibawa ke Blora,” terang Lilik Hernanto.
Namun karena petugas pengantar jenazahnya memakai APD lengkap sehingga memunculkan kekhawatiran masyarakat yang sedang waspada terhadap Covid-19.
“Perlu diketahui bahwa SOP atau prosedur pembawaan jenazaah yang diberlakukan semua rumah sakit saat ini menggunakan APD atau alat pelindung diri lengkap sehingga mohon dipahami,” pungkasnya. (Tim Liputan Prokompim Blora)