SURAKARTA, INFODESANEWS | Aktivitas pikiran yang kontinyu dan yang terarah keluar, seringkali dipicu oleh keinginan-keinginan kita akan menorehkan kesan yangmendalam pada kesadaran kita.
Semua kesan itu berfungsi sebagai lapisan-lapisan selimut nafsu yang komplek menyembunyikan daripada kecemerlangan, kekuatan dan daya vitalitas yakni jiwa kita ini.
Bila cahaya Jiwa kita dikaburkan oleh pikiran, maka kita mulai menganggap bahwa duniawi seolah sebagai hal yang kekal serta dapat memberikan kebahagiaan sejati kepada kita.
Karena tertipu oleh pandangan yg terdistorsi tentang realitas. Kita gagal untuk menyadari bahwa semua kejadian dalam hidup kita, hanya akan memberi kita suatu kebahagiaan yang dangka dan fana.
Kita tidak menyadari bahwa mengejar kebahagiaan melalui obyek keterikatan kita di dunia yang fana ini, cepat atau lambat akan menghasilkan frustrasi dan kesedihan.
Sehingga pada saat yang sama juga menambah hutang karma kita. Karena tergoda dan terdorong oleh tipuan panca indera, kita tetap melakukan hal-hal yang selalu menabur benih untuk Inkarnasi-Inkarnasi kita menuju kelahiran kembali ke alam Jasmani ini.
Kita telah keliru mengarahkan perhatian kepada obyek kasih kita, karena percaya bahwa merekalah yang menjadi penyebab dari suka dan duka kita selama ini.
Dengan demikian pandangan kita yang terdistorsi tentang realitas akan membawa kita kepada perbuatan yang semakin menghunjamkan akar kesadaran kita di alam eksistensi yang rendah ini. Yang selanjutnya akan memperkuat kecenderungan pikiran kita untuk turun dan menghalangi kita untuk mampu melihat cahaya jiwa.
Akibat yang menyedihkan dari spiral sebab – akibat yang menurun ini, adalah bahwa jiwa kita menjadi terperangkap di Alam-alam Jasmani yg rendah ini…(*)
(Penulis : RM Adiningrat – Sentono Dalem Keraton Surakarta)