SURAKARTA, INFODESANEWS – Pakar Paru Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Prof Reviono mengatakan, penyemprotan disinfektan langsung ke tubuh sangat berbahaya. Hal ini dikarenakan bahan yang terkandung dalam disinfektan merupakan partikel berbahaya. Jika disinfektan tersebut langsung terhirup maka bisa membuat peradangan pada saluran nafas serta jika terkena mata akan terjadi iritasi.
“Kalau tiap hari disemprot ke tubuh kan otomatis ada akumulasi partikel berbahaya, entah itu deterjen maupun alkohol akan terhirup dan masuk ke saluran pernafasan. Maka secara akumulasi akan terjadi kerusakan yang paling ringan yaitu bronkitis akut. Selain itu, bisa juga terjadi peradangan Pneumonitis, jadi di alveoli ikut meradang atau terjadi kerusakan,” terang Prof Reviono yang juga Dekan Fakultas Kedokteran (FK) UNS, Sabtu (4/4).
Prof Reviono menyarankan, jika memang bepergian dari tempat yang disinyalir sumber infeksi seperti habis menjenguk orang sakit atau dari rumah sakit, ketika sampai rumah langsung membersihkan diri, termasuk ganti pakaian. Namun jika bepergian biasa, misalnya ke rumah teman atau saudara yang sehat, disarankan cuci tangan dengan sabun sudah efektif untuk membunuh kuman, bakteri dan virus di tangan.
“Dan tentunya tetap mengunakan masker, jaga jarak dan hindari kerumunan terlebih dahulu,” pintanya.
Sedangkan kalau penyemprotan disinfektan di jalan, menurut Prof Reviono, hanya efisien dilakukan di suatu daerah yang banyak dijumpai Orang Dengan Pengawasan (ODP) Covid-19.
“Menurut saya lebih efektif dengan mengelap ke permukaan benda yang sering disentuh. Seperti daun pintu, pegangan tangga, pegangan lift, pegangan kursi karena penularan lewat benda-benda tersebut relatif tinggi,” katanya.
Prof Reviono mengimbau masyarakat senantiasa menjaga kesehatan. “Kalau orang itu sehat, pertahanan tubuh bisa melawan virus maka virus mati dengan sendirinya. Selama virus itu menular maka virus akan hidup terus karena berpindah dari orang satu ke orang lain. Maka perlunya jaga jarak serta hindari kerumunan yaitu untuk memutus penyebaran Covid-19. Minimal jarak satu meter supaya kalau ada virus tidak melompat, kalau sedang batuk pakai masker, hindari salaman dan laksanakan anjuran pemerintah lainnya,” pungkasnya. (her/*)