Potensi Wisata dan Sejarah Sangat Kuat, LKM Usulkan Kelurahan Mojo Jadi Kampung Wisata

INFODESA, KHAZANAH194 Dilihat

SOLO, INFODESANEWS | Kelurahan Mojo bakal menuju sebagai kampung wisata. Kelurahan yang terletak di bantaran Sungai Bengawan Solo Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta tersebut diklaim banyak pihak menyimpan banyak sejarah kebudayaan. Termasuk Perahu Rajamala yang diusulkan menjadi ikon kampung wisata Mojo.

Menurut Ketua Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) Kelurahan Mojo Semanggi, Syahrir Rozie, SH bahwa usulan program kampung wisata sangat perlu dan tanpa alasan sebab setelah ditata, Kampung Mojo banyak dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara yang salah satunya wisatawan dari Jepang. “Jadi kami mengusulkan untuk menjadi kampung wisata. Karena kunjungan tidak hanya dari wisatawan domestik,” ujarnya, baru-baru ini.

Meniliki sejarah, Syahrir Rozie mengungkapkan Kampung Mojo dulunya merupakan lokasi lalu lintas perdagangan yang cukup besar. Sehingga adanya perahu rojomolo di era Pakubuwono IV tentu cukup wajar. Dengan adanya gagasan warga tersebut, harapannya kawasan bantaran yang berimpitan langsung dengan Bengawan Solo bisa disentuh penataannya.

Ia menilai, wilayah yang dimaksud tersebut memang kawasan milik proyek Bengawan Solo, sehingga mungkin belum tersentuh penataannya. Seperti halnya kawasan hunian. Jika tanggul Bengawan Solo itu ditata, akan jauh lebih menarik pengunjung karena wisatawan Jepang sangat tertarik menyaksikan Bengawan Solo di Mojo.

Namun, mewujudkan gagasan warga menjadi kampung wisata, Syahrir menyebut jika banyak pihak meminta pasar hewan yang berada di wilayah mereka direlokasi. Sebab pasar hewan itu dinilai menjadi sumber kekumuhan.

Sementara itu, Lurah Mojo Drs. Nurohman, M.Si mengatakan, gagasan mendirikan kampung wisata bisa menjadi pemicu bagi warga untuk menjaga lingkungan yang telah tertata. Sebab wisata yang ingin dikembangkan di wilayah tersebut berbasis masyarakat.

Menurutnya, dengan banyaknya fasilitas publik yang ada di wilayah tersebut, Mojo bisa menjadi kelurahan mandiri. Sebab memiliki RS, sejumlah pasar tematik seperti pasar ayam, pasar kambing, pasar besi dan pasar klitikan, memiliki rumah susun Brimob serta akan didirikan SMA di wilayah tersebut. “Hal Itu cukup menunjang jika Mojo direalisasikan menjadi kampung wisata,” jelasnya.

Nurohman juga mengusulkan agar Pemkot selaku pemilik tata kelola memikirkan tentang jemuran dan komunal. Kendati sepele, persoalan jemuran bisa menjadikan kawasan terlihat kembali kumuh. “Perlu mempertimbangkan tempat jemuran komunal. Tempat jemur bisa berpotensi menimbulkan kekumuhan,” imbuhnya. (*/Ozi/Red Slo)