KUTAI KARTANEGARA.INFODESANEWS – Pesta Erau Adat Pelas Benua 2022 memasuki puncak, ditandai dengan prosesi Mengulur Naga di Keraton Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura. Prosesi ini dilakukan secara turun temurun. Sepasang Naga Laki dan Naga Bini diarak dan dibawa menuju Desa Kutai Lama, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara ( Kukar), Kalimantan Timur. Sebelum menuju ke Kutai Lama, terlebih dahulu singgah ke Tepian Aji di Samarinda Seberang, untuk melakukan prosesi ritual lainnya.
Ini Salah satu festival budaya tertua di Nusantara, Erau Adat Pelas Benua kembali resmi digelar. Guna melestarikan adat istiadat dan budaya tradisional masyarakat kabupaten Kutai Kartanegara, Danrem 091/ASN Brigjen TNI Dendi Suryadi, SH., MH, hadiri penutupan Erau Adat pelas benua di museum Mulawarman jalan Tepian Pandan kelurahan Panji Kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara.Minggu (02/10/2022).
Sultan Ing Martadipura Adji Muhammad Arifin Danrem 091/ASN Brigjen TNI Dendi Suryadi, SH., MH,, Bupati Kutai Kartanegara Drs. Edi Damansyah bersama perangkat, Dandim 0906/Kutai Kartanegara (Kkr) Letkol Inf. Jeffry Satria, Kapolres Kutai Kartanegara AKBP Hari Rosena, Ketua DPRD Kukar duduk bersama untuk melakukan prosesi penutupan Erau Adat pelas benua yang ditandai dengan penurunan reflika sepasang naga ke sungai Mahakam dilanjutkan dengan tradisi belimbur.
Hal senada juga disampaikan Bupati Kutai Kartanegara’ Drs. Edi Damansyah dalam sambutannya mengatakan dalam Erau festival rakyat mari kita jaga kearifan lokal masyarakat dengan tidak melakukan hal-hal yang merugikan diri sendiri dan orang lain.
“Erau Adat pelas dunia merupakan adat dan istiadat budaya masyarakat Kutai Kartanegara oleh karena itu mari kita jaga kearifan lokal dalam kegiatan adat ini dengan tidak melakukan hal-hal yang dapat merugikan orang lain terutama saat pelaksanaan belimbur”, sambutnya.
Danrem 091/ASN mengatakan ini adalah prosesi adat dan budaya tradisional masyarakat Kutai Kartanegara yang harus terus dijaga dan dilestarikan keberadaannya ditengah masyarakat Kukar, ungkapnya.
Danrem juga berharap dalam pelaksanaan belimbur nantinya tidak dinodai dengan tindakan-tindakan yang dapat merugikan orang lain, “Mari kita jaga adat istiadat tradisional ini dan jangan kita nodai dengan hal-hal yang negatib”, ucapnya.(Mur)*