Peninjauan Operasi Pasar (OP) di Pasar Legi Surakarta

INFODESA169 Dilihat
banner 728x90

Surakarta – Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP meninjau pelaksanaan operasi pasar (OP) yang digelar di Pasar Legi Surakarta, Sabtu (20/1). Dia menghimbau kepada warga agar lebih memilih membeli beras Bulog yang dijual dengan harga Rp 9.500/kilogram.

“Hari saya datang melihat ke pasar agar masyarakat semuanya tahu bahwa ada beras murah yang bisa dibeli. Kalau mereka ada yang protes mahal, belilah yang murah, kita kasih kesempatan melalui operasi ini,” katanya di sela-sela melakukan tinjauan.

Selain di Pasar Legi, OP juga digelar di berbagai pasar, seperti Pasar Gede, Pasar Nusukan, Pasar Rejosari, Pasar Jongke, dan Pasar Harjodaksino. Bahan kebutuhan pokok yang dijual dengan harga murah di antaranya beras medium Rp 9.500/kilogram, beras premium Rp 55.000/5 kilogram, minyak goreng Rp 12.000/liter, dan gula pasir Rp 12.000/kilogram.

BACA KONTEN LAINNYA ---->
Dinas PMD Lampung Selatan Siap Salurkan Dana Desa Tahun 2018

Ditambahkan, OP akan digelar hingga Maret nanti agar mampu menstabilkan harga beras. Ia memrediksi harga beras akan kembali stabil saat memasuki puncak panen raya pada Maret mendatang.

Pada saat memasuki masa panen tersebut, Ganjar juga menyampaikan jika Bulog sudah siap membeli gabah dari petani. Sehingga dapat membantu petani menjual hasil panennya.

Sementara itu terkait impor beras, Ganjar kembali menegaskan Jateng tidak membutuhkan beras impor karena stok beras masih cukup. Dia menyarankan beras impor tersebut diberikan kepada daerah yang suplai berasnya tidak mencukupi.

“Jawa tengah tidak perlu beras impor kita cukup kasih saja kepada daerah lain yang memang membutuhkan kalau kita cukup,” tegasnya.

BACA KONTEN LAINNYA ---->
Pemkab Luwu Timur Gelar Bimtek Bagi Pengelola Perpustakaan Desa

Untuk memastikan beras impor tidak masuk ke wilayahnya, pihaknya akan melakukan pengawasan di jalur distribusi seperti pelabuhan jika pemerintah jadi mengimpor beras sebanyak 500 ribu ton.

Alasan lain Jateng tidak butuh beras impor, imbuh Ganjar, karena sebentar lagi yakni pada Februari-Maret beberapa daerah juga sudah mulai panen, seperti di Grobogan, Kudus, dan Sragen. Ganjar khawatir jika beras impor masuk ke Jateng malah akan merugikan petani karena jika impor beras masuk pada masa panen harga beras yang dipanen petani akan anjlok.

“Saya takutnya cuma satu saja, kalau impor masuk ke Jawa Tengah pada masa panen kan bahaya. Pasti harganya drop lagi. Kasihan para petani,” pungkasnya.( Humas Jateng/Ar)

banner 728x90