Semarang, Infodesanews.com – Pendaftaran sekolah yang memanfaatkan faslitas Surat Keterangan Tanda Miskin (SKTM) mulai dikeluhkan para orang tua siswa, akibat banyak yang menggeser siswa yang berprestasi dengan nilai ujian nasional baik, terutama pada sekolah – sekolah favorit.
Prof Dr Tri Marheini, menyatakan, Fasilitas SKTM itu perlu dievaluasi kembali, bahkan kalau perlu dihapus, mengingat penggunaan surat miskin itu berpotensi menimbulkan kecurangan dan merugikan siswa yang berprestasi akibat tergeser dengan siswa yang memperoleh SKTM tersebut.
“solusinya adalah sekolah-sekolah non favorit hendaknya perlu menonjolkan karakteristiknya, sehingga bisa menjadi alternatif bagi orang tua untuk memasukkan anaknya ke sekolah yang tak kalah keren dari sekolah favorit,” ujarnya dalam Diskusi Prime Time Topic yang digelar MNC trijaya FM, yang digelar di Bahana Room, Hotel Normans Semarang, Senin (9/8/2018).
Ditambahkan Marheini, Langkah itu untuk menampung atau bersaing dengan sekolah yang selama menjadi favorit, Bagi siswa yang tidak diterima di sekolah favorit jangan merasa kecewa, dan orang tua siswa juga jangan berkecil hati.
Sementara itu, Anggota Komisi E DPRD Jateng Muh Zen, mengatakan, persoalan wajib sekolah kini masih menjadi permasalahan utama di Jateng, karena masih banyak anak-anak yang belum mampu bersekolah.
“DPRD sudah berupaya agar semua masyarakat, terutama anak-anak dari keluarga miskin atau tidak mampu, bisa bersekolah,”terangnya.
Menanggapi persoalan SKTM, dikatakan Muh Zein, semua pemegang SKTM jangan diputuskan dulu, mengingat harus dibuktikan terlebih dahulu atas dugaan kecurangan.
Mekanisme penerimaan peserta didik, lanjutnya, baru harus dibenahi sehingga sistemnya bisa fair.
“Saya sepakat pendidikan menengah tidak menetapkan peserta didik baru, sebelum persoalan tersebut diselesaikan,” pungkasnya. Ndi