PATI,INFODESANEWS.COM – Untuk meningkatkan produktivitas daerah di Kabupaten Pati Selalu dikembangkan Kawasan Industri Hasil Tembakau (KIHT).
“Produktivitas ini dapat terwujud dengan pemanfaatan lahan khususnya untuk industri tembakau yang ada di daerah Kabupaten Pati”, ujar Bupati Pati Haryanto dalam pidatonya di acara Sosialisasi Pengembangan KIHT di Hotel Pati, Selasa (12/10).
Meskipun Pati ini bukan sebagai penghasil tembakau yang tinggi, namun menurut Haryanto, ada beberapa wilayah di Pati, yang merupakan penghasil komoditas tersebut, diantaranya Batangan, Kuniran, Jaken, Sukolilo, dan Pucakwangi.
“Untuk pertanian tembakau sendiri ternyata menjanjikan, bisa panen 9 kali dalam setahun. Selain itu juga jarang sekali ada gangguan hama dalam pembudidayaan tembakau”, tambahnya.
Dari tahun ke tahun, diakui Bupati, Pemkab Pati mendapatkan support dari dana cukai yang ada.
“Di tahun 2018 nilainya kecil kemudian pada 2019 juga kecil, tapi di tahun 2020-2021 ini lumayan meningkat”, terangnya.
Penggunaan Pemantauan dan Evaluasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT), dapat digunakan untuk peningkatan kualitas bahan baku, pembinaan industri, pembinaan lingkungan sosial, sosialisasi ketentuan di bidang cukai, dan pemberantasan barang kena cukai ilegal.
“Penggunaannya bahkan diprioritaskan untuk mendukung program Jaminan Kesehatan Nasional paling sedikit 50% dari alokasi DBHCHT yang diterima setiap daerah,” ungkapnya.
Diakui Haryanto, dana cukai pun sangat membantu Pemkab Pati. “Lebih-lebih di tahun 2020 dan 2021.
Saat pandemi Covid-19, dana cukai diarahkan untuk tiga penggunaan, yakni di bidang kesehatan dialokasikan senilai Rp 3 Milyar.
Kemudian untuk bidang kesejahteraan masyarakat sekitar Rp 6 Milyar, dipakai untuk pemulihan ekonomi. Lalu ada pula bidang penegakan hukum yang mendapat alokasi sebesar Rp 2 milyar”, paparnya.
Ini menurut Bupati, sangatlah berarti, karena disaat susah payah menangani pandemi, pemerintah mendapatkan alokasi anggaran penanganan Covid-19. “Kita tentu terbantu dengan alokasi dana ini”, tambahnya.
Sosialisasi ini, jelas Haryanto, sekaligus sebagai pemetaan tentang bagaimana potensi industri tembakau di Kabupaten Pati.
“Untuk wilayah-wilayah yang memungkinkan, tentu bisa saja dikembangkan sebagai industri supaya para petani bisa benar-benar terlindungi. Jika semua terprogram dan dikelola dengan baik tentu pendapatannya pun jadi baik”, ujarnya.
Selain Bupati, kegiatan ini juga dihadiri perwakilan dari bea cukai, biro perekonomian Setda Provinsi Jawa Tengah, OPD terkait, Camat dan Kepala Desa wilayah terkait. (@Gus)