BLORA, INFODESANEWS – Berkunjung ke Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Pemerintah Kota Prabumulih Provinsi Sumatera Selatan ingin belajar pengelolaan sumur minyak tua. Dengan dipimpin langsung oleh Walikota Prabumulih, Ir. H Ridho Yahya MM, rombongan tiba di Blora pada Rabu siang (30/1/2019).
Kedatangan Walikota Prabumulih ini disambut langsung oleh Bupati Djoko Nugroho di Pendopo Rumah Dinasnya. Kedua pimpinan daerah inipun tampak akrab, saling bertukar pengalaman tentang pengelolaan potensi migas di masing-masing wilayah.
Kepada Walikota Prabumulih, Bupati Djoko Nugroho mengucapkan selamat datang dan mengungkapkan rasa senangnya karena Blora menjadi daerah tujuan belajar pengelolaan sumur minyak tua.
“Suatu kehormatan bagi kami karena Walikota Prabumulih beserta rombongan memilih Kabupaten Blora sebagai tujuan kunjungan kerja tentang pengelolaan sumur minyak tua. Pengelolaan sumur minyak tua kita merupakan yang terbaik dan paling patuh terhadap regulasi sehingga daerah melalui BUMD dan masyarakat yang tergabung dalam komunitas penambang lokal diberikan izin dari Pertamina untuk mengelolanya,” ucap Bupati.
Momentum ini pun tidak hanya digunakan Bupati Djoko Nugroho untuk bercerita tentang pengelolaan sumur minyak tua. Namun juga belajar kepada Prabumulih tentang pengelolaan city gas atau jaringan gas rumah tangga. Pasalnya disana program city gas telah dikelola baik oleh BUMD dan menyasar ribuan sambungan rumah tangga.
“Kita disini untuk saling belajar. Prabumulih belajar sumur minyak tua yang nanti akan dijelaskan oleh Direktur BUMD PT. Blora Patra Energi (BPE), sedangkan kita belajar city gas,” lanjut Bupati.
Walikota Prabumulih, Ir. H Ridho Yahya, MM yang hadir beserta Ketua DPRD, beberapa OPD terkait serta BUMD yang mengelola sumur minyak tua pun menyampaikan rasa terimakasih kepada Bupati Djoko Nugroho dan jajaran yang telah mengizinkan dan menerima rombongan dengan baik.
“Kami sangat berterimakasih, disela kesibukan Bapak Bupati sudah menyempatkan untuk menerima kami di tempat yang indah ini. Kami hanya ingin melihat bagaimana model pengelolaan sumur minyak tua di Blora. Pasalnya di wilayah kami warganya tidak diberi kesempatan oleh Pertamina untuk ikut mengelola sumur minyak tua,” ungkapnya.
Sementara itu terkait jaringan gas rumah tangga, pihaknya menyampaikan bahwa di Prabumulih pada tahun 2018 lalu mendapatkan tambahan 6000 sambungan rumah tangga. Melengkapi ribuan sambungan sebelumnya.
“Bagi kami kekayaan Sumber Daya Alam diberikan oleh Allah SWT untuk kemakmuran masyarakat yang ada di wilayah itu. Jika di Prabumulih ada gas alam dan minyak bumi, maka sudah seharusnya kedua SDA ini bisa memakmurkan masyarakatnya. Blora harus berjuang agar jumlah jaringan gas rumah tangganya bisa meningkat,” ujar Ridho Yahya.
Diketahui bersama sejak dibangun lima tahun lalu, hingga kini jumlah jaringan gas rumah tangga yang mengalir di Desa Sumber Kecamatan Kradenan baru sekitar 700 sambungan saja. Sedangkan jumlah gas yang dihasilkan dari PPGJ Blok Gundih di Desa Sumber kebanyakan dialirkan ke Tambaklorok Semarang.
Adapun Direktur BUMD PT.BPE, Christian Prasetya menyampaikan bahwa pihaknya mulai dipercaya oleh Pertamina dan mengantongi izin pengelolaan sumur minyak tua pada tahun 2017 lalu. Dimana dibawah BUMD ini ada perkumpulan penambang minyak dan kelompok penambang.
“Kami mengelola sumur minyak tua yang ada di lapangan Ledok, tepatnya Desa Ledok Kecamatan Sambong, sejumlah 196 titik sumur. Namun yang beroperasi dan berproduksi sebanyak 125 titik sumur,” ungkapnya.
Agar pengelolaan sumur minyak tua ini bisa menyerap tenaga kerja lokal sekitar tambang, maka pihaknya sengaja memakai sistem timba memakai tripod atau menara kaki tiga. Jika ditimba dengan mesin maka akan minim pekerja.
“Setiap satu titik sumur setidaknya ada dua sampai empat pekerja setiap hari yang bertugas untuk menimba. Sehingga total ada 400 pekerja yang menambang minyak di lapangan Ledok ini,” lanjut Christian.
Dari jumlah sumur minyak tua tersebut, selama satu tahun di 2018 kemarin telah berhasil menaikkan minyak sebanyak 9.290.890 liter atau 58,430 barrel. Jika dirata rata setiap bulan menghasilkan minyak 775.000 liter atau 4,870 barrel. Sejumlah regulasi yang mengatur tentang ini juga disampaikan mulai dari Permen ESDM hingga Perbup tentang pendirian BUMD PT.BPE.
“Lapangan migas yang kebanyakan identik dengan kerusakan lingkungan dan pencemaran tidak terjadi di Ledok. Di lingkungan sumur minyak tua kami, hutannya tetap lestari dan limbah dikelola dengan baik,” terang Christian.
Usai dialog di Pendopo Rumah Dinas Bupati, rombongan Walikota Prabumulih beranjak ke lapangan guna melihat langsung kondisi sumur minyak tua di Desa Ledok, Kecamatan Sambong. Turut mendampingi Wakil Bupati Blora, H.Arief Rohman, M.Si, Direktur BUMD PT.BPE dan beberapa OPD terkait.
Setelah melihat sumur minyak tua, rombongan beralih ke kampus PEM Akamigas Cepu. Pasalnya Pemkot Prabumulih juga ingin mengajukan pendirian kampus migas di wilayahnya. (Tim Berita Humas Protokol Setda Blora)