Pasar Doplang Hantarkan Desa Pandan Menjadi Desa Inovatif

INFODESA, NASIONAL300 Dilihat
banner 728x90

WONOGIRI–INFODESANEWS, Di tengah persaingan hidup yang semakin meningkat, masyarakat dituntut untuk memiliki keahlian dan ketrampilan sesuai dengan potensi yang dimilikinya dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup. Tak terkecuali masyarakat Dusun Kembar yang berada di lingkungan perdesaan di mana mayoritas warganya mengandalkan kegiatan bercocok tanam atau bertani sebagai sumber mata pencaharian.

Dalam upaya meningkatkan penghasilan warga untuk menopang ekonomi rumah tangga diluar pendapatan dari bertani maka Lilis Endang Hardiyanti bersama Kelompok Dasa Wisma Dusun Kembar, Desa Pandan, Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri berinisiatif merintis kegiatan usaha kuliner. Ternyata respon pembeli begitu antusias maka muncul ide untuk mendirikan usaha kuliner yang menjajakan makanan-makanan tradisional di sebuah lokasi pategalan milik warga. Begitulah awal mula berdirinya Pasar Doplang pada Nopember 2018. Sebuah pasar kuliner khas makanan tradisional yang menjadi bomming media sosial di wilayah Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri.

Joko Sutopo, Bupati Wonogiri menyerahkan piala dan piagam kepada pemenang kategori Desa/Kelurahan Terinovasi. (foto: istimewa)

“Animo pengunjung tiap hari minggu pagi terus meningkat, bahkan sempat dalam satu hari minggu dihadiri lebih dari lima ribu pengunjung. Omset yang masuk Pasar Doplang tidak kurang dari Rp 50 juta tiap hari Minggu pagi. Namun, selama pandemi Covud-19 berlangsung hingga saat ini, sejak bulan April kemarin Pasar Doplang terpaksa harus ditutup. Semoga pandemi lekas berlalu dan Pasar Doplang dapat buka lapak lagi,” ujar Achmad Wachid, Lurah Pasar Doplang.

BACA KONTEN LAINNYA ---->
Dinas Kesehatan Diminta Kawal Pengobatan Anak Penderita Tumor

Hingga saat ini usaha kuliner tradisional yang berada di wilayah Dusun Kembar telah menampung sebanyak 65 lapak menjajakan berbagai macam jenis kuliner tradisional. Adapun ketrampilan dalam mengolah masakan, penyajian, tempat usaha dan prasarana lainnya masih terus dalam proses penataan dan perbaikan. Mengingat pendanaan yang sangat minim maka pengelola memanfaatkan sumber daya seadanya meskipun tetap mengedepankan nilai-nilai artistik dengan tetap menjaga kearifan lokal, tambah Wachid.

Paryono, Kepala Desa Pandan memegang piagam penghargaan bersama Agus Pramono Sekcam Slogohimo memegang piala penghargaan pada saat Wonogiri Innovation Award 2020. ( foto: istimewa)

“Selain eksistensi kegiatan usaha kuliner bertujuan meningkatkan penghasilan warga, kami juga memiliki misi menjadikan kegiatan usaha kuliner tersebut sebagai salah satu area untuk melestarikan budaya Jawa yang sudah makin tereduksi oleh budaya asing. Misalnya, seluruh pedagang dan semua stakeholders terlibat dalam kegiatan wajib menggunakan pakaian adat Jawa yaitu beskap lurik dengan menggunakan blangkon bagi laki-laki dan baju motif lurik dan jarik bagi wanita,” papar Paryono, Kepala Desa Pandan.

Paryono menambahkan, komunikasi selama jual beli wajib menggunakan bahasa Jawa. Alat-alat dan sarana yang digunakan oleh para pedagang juga diwajibkan menggunakan bahan-bahan dari gerabah dan anyaman bambu. Pada saat mengolah atau memasak masakan semua pedagang dilarang menggunakan kompor minyak maupun gas dan listrik, mereka harus menggunakan arang atau kayu sebagai bahan bakarnya.

BACA KONTEN LAINNYA ---->
Ketua MPR RI : Pengembangan Energi Nuklir dan Energi Air
Achmad Wachid, Lurah Pasar Doplang saat meninjau lokasi. (foto: istimewa)

Alat tukar untuk membeli jajan pun dibuat secara khusus dari kayu, sehingga pembeli harus menukar uangnya dengan uang kayu tersebut. Bahkan menjadi kewajiban bagi pedagang dan pembeli untuk tidak menggunakan plastik di area Pasar Doplnag, hal ini sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat agar turut melestarikan lingkungan dengan cara mengurangi pemakaian plastik.

“Tak dapat dipungkiri, Pasar Doplang sempat bomming di media sosial sebagai iconik bagi Desa Pandan Kecamatan Slogohimo. Kerinduan masyarakat terhadap akar budaya dan makanan tradisional sebagai kenangan masa lalu dijawab dengan menarik oleh pengelola Pasar Doplang. Harganya murah, jajannya lengkap dan pengunjung dapat menikmati susana wisata berupa tampilan seni tradisi dan indahnya pemandangan alam Gunung Braja dan Alas Donoloyo,” urai Agus Pramono, Sekcam Kecamatan Slogohimo.

Suasana Pasar Doplang, ketika ramai dikunjungi (foto : istimewa)

Cerita sukses Pasar Doplang itu ternyata mendapat apresiasi dari Bappeda Kabupaten Wonogiri dalam ajang Wonogiri Innovation Award yang digelar di aula pendapa kabupaten (Rabu, 16/12). Pasar Doplang mampu menghantarkan Desa Pandan meraih juara ketiga kategori Desa/Kelurahan Terinovatif di bawah Desa Baturetno sebagai juara kedua dan Desa Sumberejo Batuwarno sebagai juara pertama. (Kun Prastowo/Herki Mahendra)

banner 728x90