Semarang, Infodesanews.com – Naela Hidayatul Mukarromah, santri putri Pondok Pesantren Durrotu Ahlissunnah wal Jama’ah (PP Durrotu Aswaja/PPDA) Gunungpati Kota Semarang terpilih sebagai Duta Santri Nasional tahun 2018 yang digelar di Jogjakarta dua pekan lalu. Baginya menjadi finalis dan bahkan menjadi seorang yang terpilih sebagai Duta Santri merupakan satu hal luar biasa dan tak pernah terduga sebelumnya. Demikian dia tuturkan saat dijumpai di PP Durrotu Aswaja (PPDA), jalan Kalimasada Nomor 28 Sekaran, Gunungpati Kota Semarang, Kemarin malam (11/05).
Naela merupakan putri keempat dari lima bersaudara. Terlahir dari keluarga dengan tradisi NU, Muhlisin dengan Siti Farhatun Zen pada 6 Mei 1995 di Banyumas. Memiliki latar belakang pendidikan keNUan yang jelas, tercatat lulus dari SDN 1 Karangjati Banyumas, SMP Maarif NU 2 Kemrajen, SMA Maarif NU 1 Kemrajen, dan pernah nyantri di Ponpes Darul Ulum Sirau Banyumas, dan Ponpes Al Huda Jetis Kebumen. Mengambil jurusan Bahasa dan Sastra Inggris pada Program Study Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Negeri Semarang, ia memantabkan diri mengaji di PPDA
“Berbanggalah jadi santri karena tidak semua orang diberi kemampuan dan kekuatan menjadi santri. We, santri, are the choosen one” kata Naela, “Jangan malu jadi santri. Santri juga bisa berprestasi dan berkontribusi nyata demi kemajuan dan kejayaan Negri ini,” tegasnya.
Pernah mengambil study di Golden English Training Area (Genta) Diploma Pare Kediri, gadis manis asal Kebumen ini didaulat sebagai tutor pada Lembaga Bahasa Asing (Bahasa Inggris) di PPDA. Saat ini, ia juga masih menjadi Lurah Pondok Putri di PPDA sejak 2016. Sementara di Unnes, ia pernah menjadi anggota Seksi Bidang Pengembangan Cendekia Lingua Artistica Fakultas Bahasa dan Seni.
Menurut Shofiyatul Munawaroh, seksi Kerohanian PPDA. Naela merupakan pribadi yang bertanggungjawab. Selama menjadi Lurah pondok putri, menurut Shofi, Naila mampu membimbing dan mengarahkan para pengurus dengan baik. Dengan predikat Duta Santri Nasional pada diri Naela, ia turut bersyukur dan berharap dapat memajukan para santri dan mengharumkan nama PPDA, ia juga mendoakan Naela dapat mengemban amanah sebagai Duta Santri dengan sebaik-baiknya. Lebih dari itu, mampu menjadi inspirasi dan motivasi bagi para santri di Indonesia, khususnya PPDA.
Muhfika Almuzabbib, lurah pondok putra PPDA mengungkapkan, Naela merupakan sosok yang tegas dan cerdas. Setiap ada persoalan mesti dimusyawarahkan dengan segenap pengurus. Ia, figur lurah pondok putri yang demokratis sekaligus pengajar yang baik. Sosoknya yang kutu buku juga tak membuat Naela menjadi kuper. Dalam setiap pengajaran kitab yang diampu oleh Naila, diajarkan secara baik dan mampu menyesuaikan audiens.
Atas keberhasilan tersebut, Fika berharap Naela menjadi figur santri modern yang tak sekedar mengaji di pesantren, namun juga mampu berprestasi di sebuah ajang yang bergengsi, “Naela adalah motivasi baru santri Indonesia, khususnya bagi santri PPDA,” kata Fika, “santri adalah model yang diharapkan oleh masyarakat,” imbuhnya. Selain itu, Fika yang saat ini mahasiswa aktif di Fakuktas Bahasa dan Sastra Unnes berpendapat bahwa Juara bukanlah sebuah tujuan, akan tetapi sebuah karakter PPDA yang mencetak santri berprestasi di bidangnya.
Teman dekat Naela, Asyifatun Nisa menyatakan, Naela sebagai seorang yang low profile, dan familiar, konsen dan berpengalaman. Saat berbincang, kata Nisa, Naela acap kali menyelipkan wejangan dan nasehat yang bermanfaat. Dengan segudang prestasi, menurut ia, Naela mampu memberikan pengaruh positif bagi para santri. Mahasiswi jurusan Matematika ini memang memiliki banyak kesan tentang Naela. Sebab, sejak pertama kali memasuki PPDA, ia berada satu kamar dan akrab dengan Naela.