MAGELANG, infodesanews.com – Prosesi budaya menjadi cara yang dilakukan Pemkot Magelang dalam mempertemukan tanah dan air sebagai bahan penting pembuatan Monumen Tanah Air Persatuan (MTAP) dalam momen puncak peringatan Haornas XXXIV tahun 2017. Prosesi berlangsung khidmat di pelataran Gunung Tidar, Kelurahan Magersari, Rabu (6/9).
Sebelum dipertemukan, tanah dan air diambil dari lokasi berbeda. Tanah diambil di puncak Gunung Tidar, sedangkan air dari Tuk Drajat yang ada di Kampung Tulung, Kelurahan Magelang. Proses pengambilan tanah dipimpin Ki Jati Saroyo (diperankan Susilo Anggoro) yang merupakan utusan warga.
Sementara air diambil oleh tokoh perjuangan dan sesepuh Kampung Tulung, Abak Arifin beserta sesepuh lainnya. Kemudian, Ki Jati Saroyo dan Abak Arifin dengan kelompok masing-masing berjalan menuju pelataran Gunung Tidar sambil membawa tanah dan air yang ada di dalam kendi.
Selama perjalanan menuju plataran, lantunan musik Jawa terus mengalun mengiringi kedua rombongan. Sampai akhirnya tiba di plataran, tanah dan air diserahkan kepada utusan pemerintah bernama Ki Jati Waseso yang diperankan Kepala Disporapar, Jarwadi.
Selama berlangsungnya prosesi budaya ini, semua dilakukan dengan bahasa Jawa. Termasuk Wali Kota Magelang, Sigit Widyonindito yang memberi sambutan. Setelah tanah dan air diterima Ki Jati Waseso, selanjutnya diberikan kepada Sigit dan wakilnya, Windarti Agustina.
Dalam sambutannya, Sigit mengatakan, prosesi budaya ini dilakukan sebagai upaya melestarikan atau nguri-nguri kebudayaan. Apalagi, pembuatan Monumen Tanah Air Perstuan (MTAP) cukup sakral yang mana tanah dan airnya diambil pula dari puluhan daerah lain di Indonesia.
“Kita harus bangga Kota Magelang sebagai tuan rumah Haornas dan Gunung Tidar menjadi lokasi pembuatan monumen itu. Monumen ini penting dan ke depan bisa menjadi daya tarik wisata di Gunung Tidar yang sudah dikenal sebagai tujuan wisata religi,” ujarnya.
Selepas sambutan, Sigit dan wakilnya kemudian menyerahkan tanah dan air itu ke perwakilan dari Kemenpora. Di antaranya Asdep Sentra Olahraga Kemenpora, Teguh Raharjo dan Kasubdit Asdep Olahraga Rekreasi Kemenpora, Sri Maryati.
Selanjutnya, tanah dan air disimpan dahulu dan rencana hari Jumat (8/9) besok akan dipajang di area Alun-alun Kota Magelang bersama dengan tanah dan air dari puluhan daerah lainnya. Kemudian semuanya akan disatukan dalam puncak Haornas 2017 di Stadion Moch Soebroto, Sabtu (9/9).
“Sangat menarik prosesi budaya pertemuan tanah dan air ini. Saya lihat Gunung Tidar cocok sebagai tempat pembuatan monumen untuk pertama kalinya ini. Ke depan, saya harap Gunung Tidar menjadi destinasi wisata yang makin diminati,” ungkap Teguh usai acara.
Menurutnya, monumen ini sebagai simbol persatuan NKRI dan bisa menjadi daya tarik wisata ke depannya. “Untuk pembuatan monumen nanti dananya dari pemerintah setempat. Tapi, kami juga siap membantu,” imbuhnya. (Awe)