Milangkala “Tepas Lawang Salapan Dasa Kreta” Mulai di Budayakan Pemerhati Budaya Bogor

INFODESA118 Dilihat

Bogor, Infodesanews, Nyukcrug galur nu kapungkur, mapay laratana nu baheula nitih wanci ninggang mangsa nu sampurna, Pasundan nu Baheula Nyurup  ngaraga Sukma jadi sajatining  Sir Bogor nu kiwari.  Silih asah,  silih asih, silih asuh, bari silih anter kahayang silih surti pamaksudan babararengngan ngaheuyeuk dayeuh ngolah nagara pikeun nanjeurkeun arti kujang nu sajati ciciren aji sakti Silih wangi,  nu silih ajenan, silih rojong,  silih anter kahayang anu bakal nganterkeun Bogor Kiwari nanggey mahkota amas anu ditaretesan ku rupaning inten berlian.

Di nu kiwari ngancik nu bihari seja ayeuna sampeureun jaga,  Semboyan Kota Bogor tertulis jelas di monumen “Tepas Lawang Salapan Dasa Krerta” yang menjadi ikon Kota Bogor Sekarang, Tepas Salapan Lawang Dasa Kreta di dirikan oleh Walikota Bogor, Bima Arya dengan anggaran dari APBD berdasarkan saran dari beberapa tokoh Budaya Bogor, Ace Sumarna, Rahmat Iskandar, Dayan D Allo dan Adenan Taufik.

Tepas Lawang Salapan Dasa Kreta diresmikan 7 Desember 2016 oleh Walikota Bogor, Bima Arya, Bangunan yang terdiri dari 10 Tiang Beton Putih yang berdiri kokoh dengan beralaskan bunga Lotus sebagai Simbul bunga Kehidupan melambangkan sembilan lubang kehidupan yang di tunjang oleh 10 dasar-dasar hidup.

Bangunan yang banyak orang mengira seperti meniru bangunan dengan konsep arsitektur Romawi, menuai banyak pertanyaan masyarakat yang mempertanyakan kenapa tidak memakai bangunan ciri khas sunda, tiang putih kokoh yang menjulang dipersatukan oleh dinding tembok yang memuat tulisan semboyan Bogor merupakan satu kesatuan yang utuh yang melambangkan kehidupan dan unsur kehidupan manusia.

Tepas Lawang Salapan Dasa Kreta ditahun ini menginjak usia setahun tepatnya tanggal 7 Desember 2017.  Beberapa Budayawan merayakan milangkala Tepas Lawang Salapan Dasa Kreta tepas di teras monumen dengan sangat sederhana tapi khidmat, Hadir fdalam acara tersebut keempat penggagas bangunan, para pemerhati budaya, pelaku seni dan beberapa tokoh ormas.

Acara di buka dengan pembacaan doa,  sedikit paparan tentang sejarah berdirinya Tepas Lawang salapan Dasa Kreta dan pembacaab puisi oleh salah seorang pengagas, Ace Sumanta.

Adenan Taufik maestro pelukis Bogor sekaligus salah seorang pengagas bangunan mengharapkan para generasi muda bisa lebih memahami dan mau mengerti tentang arti dari lambang ikon Bogor dan kebudayaan-kebudayaan Sunda lainnya.

Acara yang terkesan sangat sederhana  tanpa dihadiri oleh satupun perwakilan dari pemda setempat, berlangsung dari jam 07.00 pagi sampai jam 09.00.

Rida Nurdiani menutup acara dengan mempersembahkan sebuah kue ulang tahun yang mungil dan cantik yang di bagikan kepada semua yang hadir , (SH)