Mengenang Almarhum Ahmad Sukina, Ulama Besar MTA yang Sejak Kecil Bercita-Cita Jadi Guru Agama

NASIONAL620 Dilihat
banner 728x90

KARANGANYAR – INFODESANEWS.COM, Pimpinan Pusat Yayasan Majlis Tafsir Al-Qur’an almarhum Ustadz Ahmad Sukina telah tutup usia pada Kamis 25 Pebruari 2021. Ulama besar MTA itu pun telah dikebumikan di pemakaman muslim Kaliboto, Mojogedang, Karanganyar.

Namun meski telah berpulang, sosok Pemimpin tertinggi di MTA ini sulit dilupakan begitu saja. Belum banyak yang tahu bila bakat almarhum menjadi salah satu ulama besar ini ternyata sudah terlihat kala masih kecil. Dimana Sukina kecil telah bercita-cita menjadi seorang guru agama.

Dari rilis yang diterima awak media dari Yayasan Majlis Tafsir Al-Qur’an, pria kelahiran Gawok, Gatak, Sukoharjo pada 27 Oktober 1948 ini menghembuskan nafas terakhir pada Kamis 25 Februari 2022 sekira pukul 03.48 WIB. Almarhum meninggal diusia 73 tahun di rumah sakit umum daerah (RSUD) Moewardi karena sakit.

Dari biodata yang diterima media, almarhum meninggalkan seorang istri, 8 anak, dan 19 orang cucu.Ia merupakan anak dari pasangan Siti Sa’diyah dan Muhammad Bisri.

Almarhum Ustadz Sukina memegang nahkoda MTA, sepeninggal Al Ustadz Abdullah Thufail Saputra, pendiri MTA pada 15 September 1992. Almarhum terpilih secara aklamasi memimpin MTA hingga akhir hayat.

Dibawah kepemimpinan almarhum Ustadz Sukina, MTA semakin tumbuh subur dan berkembang ke berbagai penjuru Nusantara dari Aceh sampai Merauke.

BACA KONTEN LAINNYA ---->
Bhabinsa Kopka Mukmin Turut Bantu Pembuatan Draenase

Saat ini MTA memiliki lebih dari 132 perwakilan dan 471 cabang di seluruh Indonesia. Hingga tutup usia, beliau memimpin MTA selama 29 tahun dan membawa visi dakwah Islam yang dilakukan oleh MTA di kancah nasional. Cita-cita Almarhum Ustadz Ahmad Sukina sejak kecil, ingin menjadi guru agama. Kedua orangnya mendukung cita-cita anaknya.

Usai menamatkan pendidikan di Jurusan Tarbiyah, Institut Agama Islam Muhammadiyah (IAIM) yang sekarang dikenal sebagai Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).

Beberapa organisasi pergerakan mahasiswa pernah diikutinya. Diantaranya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pelajar Islam Indonesia (PII), dan Ikatan Pemuda Muhammadiyah (IPM). Almarhum setelah lulus kuliah menjadi pendidik di Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah Kartasura selama tujuh tahun.

Selanjutnya ia berpindah mengajar di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Kartasura, Sukoharjo mengajar mata pelajaran agama Islam. Kemudian Almarhum dipindah tugaskan ke bagian administrasi di Kantor Departemen Agama Kabupaten Sukoharjo.

Almarhum semasa hidupnya pernah meresahkan dikarenakan tidak mau berjabat tangan dengan siswa putri dan guru putri, yang merupakan rekan kerjanya sesama guru. Meski mendapat tentangan, ia tetap melanjutkan prisipnya tersebut.

Tahun 1985, ia dipindahkan lagi untuk mengajar di Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki, Grogol, Sukoharjo selama empat tahun.

Selepas itu, ia dipindahkan lagi ke MAN Sukoharjo. Namun karena jarak terlalu jauh, akhirnya ia memutuskan untuk berpindah tempat mengajar di SMA MTA Solo. Almarhum bersama istri pertamanya, (almarhumah) Fathiyati Sukino, mulai berguru dengan Al Ustadz K.H. Abdullah Thufail Saputro sejak tahun 1974.

BACA KONTEN LAINNYA ---->
Personil Satgas dan Warga Semakin Peduli Terhadap Lingkungan Desa

Almarhum mengikuti pengajian rutin tafsir Al Qur’an di daerah Kebonan, Sriwedari, Solo. Almarhum tidak pernah bolos dari pengajian dan jadwal khotbah yang dilaksanakan oleh Al Ustadz K.H. Abdullah Thufail Saputra. Almarhum pernah memimpin Persatuan Bela Diri tenaga dalam Barisan Syuhada Tega Pati (BS TePa), yang kemudian dibubarkannya pada 14 Juli 1975.

Kemudian, almarhum mengajak mantan anak buahnya di BS TePa untuk mengadakan kegiatan kelompok pengajian tafsir Al Qur’an di Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo. Hingga saat ini beliau masih menjabat Dewan Pembina di PMI Surakarta, pernah menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan MUI Pusat, dan penggagas forum silaturahim ulama dan ormas Islam Surakarta.

Sementara itu Sekertaris Umum MTA Pusat Sunarno memohon maaf atas semua kesalahan yang pernah dilakukan oleh almarhum. Baik saay memberikan materi, kajian dan bergaul.

“Atas nama keluarga kami memohon maaf apabila selama hidup, almarhum memiliki kekurangan baik dalam memberikan materi, kajian dan bergaul beliau,”papar Sunarno,usai pemakaman belum lama ini.

“Semoga almarhum diampuni semua dosa dan kesalahannya diterima amal sholehnya ditempatkan di Surga Allah selama-lamanya,”pungkasnya (Awn/BJ/Hr)

banner 728x90