Mainan Gerabah, Tak Lekang Oleh Waktu

INFODESA308 Dilihat

SURAKARTA, INFODESANEWS – Perkembangan zaman modern yang diiringi dengan perangkat teknologi cangih yang semakin diminati anak-anak milenial, tentunya semakin menggerus keberadaan mainan tradisional.

Meskipun demikian, hal tersebut tidak menyurutkan pedagang mainan gerabah asal Jepara, Jateng, Suyatin (65) untuk tetap berjualan mainan tradisional di sekaten kawasan alun-alun utara (Alut) Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. “Saya sudah 10 tahun berjualan mainan gerabah keliling acara even wilayah Jateng,” ujar Suyatin saat ditemui di sela kesibukannya melayani pembeli, Minggu (27/10).

Gerabah mainan yang dijual, kata dia, ukuran dan harganya bervariatif mulai dari Rp 2.000 untuk model gelas dan piring gerabah, sampai Rp 30.000 untuk celengan tanah liat ukuran sedang. “Saya jualan di sekaten sekitar setengah bulan mulai 20 Oktober ini sampai 12 November. Sewa lapaknya Rp 500.000,” jelas dia.

Selama di Solo, Suyatin mengaku ditemani suaminya, Ramadi (70) yang juga membuka lapak serupa tak jauh dari lokasi lapaknya. Seiring berjalannya waktu, kata dia, pembeli mainan gerabah mini memang tidak seramai dulu.

“Ya gempuran gadget salah satu penyebabnya. Meskipun demikian masih ada warga yang mengemari mainan gerabah. Sebagian ada yang membeli mainan ini untuk sekedar bernostalgia,” kata dia.

Hal serupa diungkapkan, Muhairil (83). Ia mengaku berjualan mainan gerabah di sekaten sejak tahun 70-an. Ia juga merasakan adanya penurunan pembeli mainan tradisional akhir-akhir tahun ini.

“Saya tetap berjualan mainan gerabah meskipun tidak seramai dulu. Lebih khawatir lagi mainan tradisional ini hilang di pasaran akibat gempuran game online di ponsel” tutur dia. (her)

Berita Terkait

Baca Juga