SULSEL, INFODESANEWS – Toraja Utara kembali dilanda bencana tanah longsor yang merenggut korban jiwa. Kejadian ini berlangsung di Dusun Panuli, Lembang Sarambu, Kecamatan Buntu Pepasan, Kabupaten Toraja Utara (Torut), pada Kamis (23/1/2025) dini hari.
Tanah longsor ini terjadi setelah hujan deras disertai angin kencang mengguyur kawasan tersebut sejak siang hingga malam hari.
Akibat bencana ini, dua warga bernama Tappang (75) dan Liku (70) meninggal dunia di lokasi kejadian. Kedua korban tidak sempat menyelamatkan diri saat longsor melanda.
Tim gabungan dari TNI Koramil 1414-03 Rindingallo, Polsek Rindingallo, dan warga setempat berhasil mengevakuasi jenazah para korban. Sementara itu, dua korban selamat, Nenek Salpa (80) dan Ros (28), dirujuk ke Rumah Sakit Elim Rantepao untuk perawatan intensif.
Bencana ini tidak hanya merenggut nyawa, tetapi juga menghancurkan infrastruktur. Longsor merusak tiga rumah milik warga serta tiga rumah adat Tongkonan yang menjadi simbol budaya Toraja.
Selain itu, akses jalan yang menghubungkan Lembang Sarambu dan Kelurahan Sapan tertutup material longsor sepanjang 50 meter dengan ketebalan tanah mencapai tiga meter. Kondisi ini membuat jalur tersebut tidak bisa dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat.
Kerugian materi akibat longsor ini diperkirakan mencapai Rp3 miliar. Tebing yang longsor juga merusak tiang listrik di kawasan tersebut, sehingga beberapa wilayah mengalami pemadaman.
Situasi ini semakin menyulitkan warga untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Kapolsek Rindingallo, AKP Kusuma Tombilangi, mengonfirmasi peristiwa tragis ini kepada media. Ia menjelaskan bahwa evakuasi korban berlangsung cukup sulit karena medan yang licin dan curam.
Namun, seluruh pihak terkait bekerja sama untuk menangani dampak bencana ini secepat mungkin.
Hingga saat ini, pemerintah setempat terus berupaya membuka akses jalan yang tertutup tanah longsor. Alat berat telah dikerahkan untuk membersihkan material longsor.
Warga diimbau tetap waspada, terutama karena curah hujan di wilayah Toraja Utara diprediksi masih tinggi dalam beberapa hari ke depan.
Bencana ini menjadi pengingat akan pentingnya mitigasi dan kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem. Pemerintah daerah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk mencegah korban lebih banyak dalam situasi serupa di masa mendatang.** Yustus/Benny.