Kisah Dibalik Pantai Kedu,Pantai Penuh Sampah Hingga Menjadi Kawasan Wisata

INFODESA, PARIWISATA169 Dilihat

LAMPUNG SELATAN, INFODESANEWS — Siapa sangka, dari sebuah tindakan sederhana yang di inisiasi oleh seorang wakil bupati, Nanang Ermanto dengan gerakan bersih-bersih pantai pada 2017 silam, Pantai Kedu yang tadinya kawasan tak bertuan dengan sampah yang menumpuk, menjelma menjadi objek wisata pantai yang sangat menarik dan juga instagramble hingga banyak dikunjungi wisatawan. Alhasil, perekonomian masyarakat setempat pun meningkat, karena sumber pendapatan yang bertambah.

Bahkan momen viralnya Pantai Kedu saat itu pun menjadi lokomotif penggerak bangkitnya pariwisata di Lampung Selatan. Betapa tidak, efeknya banyak kawasan yang memiliki potensi wisata meniru Pantai Kedu dengan segera ikut mempercantik diri dan memanfaatkan sosmed sebagai sarana promosi.

Bahkan, untuk pertama kalinya dalam sejarah, dalam 1 tahun pada tahun 2024 ini Lampung Selatan ‘kebanjiran’ kunjungan hingga mencapai 1 juta wisatawan. Luar biasa !

Betapa tidak, pantai yang berada di ibu kota Kabupaten di Kecamatan Kalianda itu tadinya hanya lah sebuah kawasan pantai yang tak terawat bahkan terkesan angker dan dipenuhi dengan semak belukar serta sampah yang menimbulkan bau yang menyengat. Paling jauh orang berkunjung kesana hanya untuk memancing. Bahkan tak sedikit lokasi tersebut dilaporkan tempat terjadinya beberapa tindak kriminal.

Adalah seorang Nanang Ermanto pada 2017 silam saat masih menjabat sebagai wakil bupati menggagas gerakan bersih-bersih pantai dengan cara gotong-royong dengan melibatkan seluruh stakeholder seperti masyarakat setempat dari RT, kepala lingkungan, aparatur kelurahan dan kecamatan setempat.

Tidak cukup, Nanang pun terus geber gerakan bersih-bersih itu dengan melibatkan OKP seperti Karang Taruna, pegiat wisata, Dinas terkait seperti Dinas Kebersihan, Pariwisata, Kelautan dan Perikanan, PUPR dengan alat beratnya dan Satpol PP yang diperintahkan wabup pada saat itu bahu-membahu menjadikan Pantai Kedu hingga menjadi seperti sekarang.

Gagasan itu berawal dari serangkaian perbincangan dengan warga setempat dan beberapa pemuda asli kelahiran Kalianda, seperti Erdiansyah yang pada saat itu juga diketahui menjabat sebagai Camat Kalianda.

“Sebelumnya memang sudah kenal dengan beliau saat masih menjabat sebagai anggota DPRD Lampung Selatan dari fraksi PDIP,” tutur Erdiansyah saat bincang di serambi kediamannya di bilangan Kalianda bawah Kelurahan Kalianda, Selasa sore 18 Juni 2024

Menurut alumnus SMA 1 Kalianda 1998 ini, dirinya sempat kaget, dimana berawal hanya dari percakapan yang diselingi senda gurau, tiba-tiba dia dihubungi untuk segera mempersiapkan kegiatan gotong royong acara bersih-bersih pantai.

“Pak Nanang tipikal orang yang lugas. Sedikit bicara tapi banyak bekerja. Paling tak suka banyak berteori. Kalau sudah punya kemauan, harus dijalankan. Apalagi itu untuk pembangunan dan kepentingan masyarakat,” tutur Kadis PMD ini.

Dari gerakan bersih-bersih itu, Pantai Kedu disulap menjadi pantai yang indah, terlebih pantai berpasirnya yang landai dan juga instagramble, Pantai Kedu saat itu langsung viral di sosmed dengan promosi yang unik seperti mendatangkan Pedati beserta dengan kudanya. Hingga akhirnya banyak dikunjungi wisatawan.

Alhasil, pantai yang dulunya disebut Pantai Sinar Laut itu memberikan efek kejut bagi kawasan-kawasan wisata lain untuk ikut segera mempercantik diri dengan sejumlah polesan promosi yang menarik.

Warga sekitar Pantai Kedu Kalianda, Didi Mahadi mengaku peran Bupati Lampung Selatan dalam meningkatkan pariwisata daerah sangat besar sekali.

Menurut dia, sebelumnya itu kota Kalianda sepi dari wisatawan bahkan sempat di juluki kota mati. Sentra wisata pantai hanya ada di Desa Merakbelantung. Namun berkat peran Bupati Nanang yang turun langsung serta memerintahkan Camat, Lurah, hingga masyarakat setempat untuk membersihkan pantai yang ada di Kalianda yang tadinya hutan belukar, kini menjadi salah satu destinasi wisata unggulan yang tidak kalah dengan pantai-pantai di Jawa maupun Bali.

“Dulu katanya ‘Tempat Jin Buang Anak’. Kaya hutan gitu karena banyak semak belukar dan tidak terawat. Sekarang Alhamdulillah rame, warga disini bisa merasakan manfaatnya, bisa dagang, ada juga yang jaga parkir. Jauh banget dengan keadaan sebelumnya. Alhamdulillah,” ujarnya.

Efek Pantai Kedu jadi momen kebangkitan pariwisata Lampung Selatan. Banyak kawasan wisata lainnya turut berbenah, seperti ada Pantai Mengkudu, Kedu Warna, Guci Batu Kapal, Cemara, Batu Lapis, Tapak Kera, Canti, Marina, Sebalang, Minang Rua, Sanggar Beach hingga yang lagi hits saat ini, Rio The Beach di kawasan Pantai Marina.

Selain wisata pantai, ada juga wisata air lainnya seperti Way Tebing Chepa, Air Terjun Curug Layang, Air Terjun Waykalam, Wayguyuran, dan yang sudah melegenda pemandian Wayblerang di Sukamandi Kalianda.

Bahkan di sepanjang kawasan Pantai Kedu atau Pantai Ketang, saat ini sudah berdiri 8 objek wisata pantai baru, seperti ada Pantai Kedu Warna, Pantai Aurora, Pantai Pelangi, Kalianda Beach, Pantai Bintaro, Pantai Batu Rame, Pantai Batu Ular dan Alau-alau Beach atau yang dulu dikenal dengan nama Laguna Helau.

Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Lamsel Kurnia Oktaviani S.Sos MM menyebutkan, semangat gotong-royong gerakan bersih-bersih pantai yang di inisiasi Bupati Lampung Selatan, Hi Nanang Ermanto tersebut, telah diaplikasikan dalam sebuah program kerja nyata dengan jargon ‘GEROT WISATA’ (Gebrak Gotong Royong Terpadu Menuju Wisata Berkelanjutan).

“Destinasi wisata bisa berkolaborasi dengan tip gerot wisata, yaitu ada P2WLS (Penggerak Pesona Wisata Lampung Selatan). Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan SDM penggiat pariwisata dengan sejumlah pelatihan, seperti water rescue, pengelolaan desa wisata. Apalagi sekarang era digitalisasi, sangat di perlukan pelatihan digitalisasi tourism,” kata Kurnia Oktaviani.

Sejatinya, tujuan dibangunnya pariwisata adalah dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan daerah hingga dapat mendatangkan devisa bagi negara. Pariwisata juga ditujukan untuk dapat menciptakan lapangan kerja, menciptakan ekosistem perekonomian dan industri wisata. Tak ayal banyak negara di dunia dan daerah di Indonesia mengandalkan pendapatannya dari industri pariwisata.

“Bupati Lampung Selatan, bapak Hi Nanang Ermanto memiliki komitmen yang tinggi untuk mendukung kebangkitan pariwisata di daerah kita ini. Salah satunya yakni, dengan menuangkan strategi pengembangan pariwisata ke dalam Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2021-2026,” imbuh Kepala Dinas Pariwisata, Kurnia Oktaviani menambahkan.

Tidak sampai disitu, Kurnia Oktaviani juga mengungkapkan untuk menguatkan legimitasi pariwisata sebagai program unggulan yang berkesinambungan serta menjadi harapan untuk masa depan Lampung Selatan, maka diterbitkanlah Peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten Lampung Selatan Nomor 3 Tahun 2022 Tentang Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah Tahun 2022-2025.

“Ini merupakan bentuk political will dari Bupati Lampung Selatan bapak Nanang Ermanto untuk dapat memajukan daerah Lampung Selatan dan meningkatkan taraf perekonomian masyarakatnya dengan memaksimalkan potensi yang ada, baik itu potensi SDM maupun SDA-nya,” pungkasnya.(Tim/Ronald)