Kemenpora Akan Bangun Laboratorium Antidoping Di RSO Orthopedi Solo

INFODESA, NASIONAL191 Dilihat

SOLO, INFODESANEWS | Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) akan membangun laboratorium antidoping yang memiliki standar World Anti-Doping Agency (WADA). Laboratorium antidoping tersebut akan dibangun di lahan Rumah Sakit Ortopedi (RSO) Prof. DR. R Soeharso Solo, Jawa Tengah. Hal ini dikatakan Menpora Zainudin Amali saat mengunjungi RS Ortopedi Prof. DR. R Soeharso Solo, Jumat (18/12/2020).

“Kita akan segera mempunyai laboratorium doping yang diharapkan menjadi juga rujukan negara lain, minimal Asia Pasifik,” kata Menpora.

Menurut Menpora, Kota Solo dipilih untuk pembangunan laboratorium tersebut atas usulan dari Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto. Selain memiliki sejarah sebagai penyelenggara Pekan Olahraga Masional (PON) I, Kota Solo juga memiliki Rumah Sakit Ortopedi dibawah Kemenkes. “Apa yang akan kita lakukan ini adalah sejarah baru bagi bangsa ini,” katanya.

BACA KONTEN LAINNYA ---->
SLW – MCKN Kerja Sama Bangun Miniatur Keraton Kerajaan Pakuan Pajajaran

Untuk merealisasikan pembangunan laboratorium antidoping tersebut, Kemenpora sudah berkoordinasi dengan lembaga antidoping internasional WADA. Hal tersebut terkait persyaratan teknis agar laboratorium yang dibangun nanti kualitasnya diakui secara internasional. “Harapannya laboratorium antidoping Indonesia diakui internasional. Sehingga atlet luar negeri bisa memanfaatkan tes doping di Solo,” jelasnya.

Zainudin berharap sertifikasi dari WADA bisa segera terealisasi agar laboratorium tersebut bisa segera dibangun. Pihaknya optimis, sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki Indonesia sangat banyak.
Sementara itu, Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Ditjen Yankes Kemenkes, Dr Rita Rogayah SPPK (k) MARS, menyampaikan pihaknya menyediakan lahan seluas 700 meter persegi untuk lokasi pembangunan laboratorium antidoping. “Lokasinya sangat strategis, berada di bagian depan sehingga mudah dijangkau,” ujarnya.

BACA KONTEN LAINNYA ---->
Sahabat dan Temen, Ini Perbedaannya

Rita juga mengatakan rencana pembangunan laboratorium antidoping sudah muncul, sejak tahun 2019. Namun semua tertunda akibat adanya pandemi Covid-19. Pihaknya berharap tahun depan bisa dimulai. (*/ism/her)