Kecam Aksi Teror di Poso, Ini Pernyatan Ketua I MPH PGIW Sulselbar

PERISTIWA136 Dilihat

SULSEL, INFODESANEWS – Ketua I Majelis Pekerja Harian (MPH) Persatuan Gereja-Gereja Indonesia Wilayah (PGIW) Sulawesi Selatan (Sulsel), Sulawesi Barat (Sulbar) dan Sulawesi Tenggara (Sultra) atau Sulselbara, Pendeta. Eliezer Meringgi, S.Th, M.Th menanggapi peristiwa pembunuhan yang mengenaskan terjadi di Desa Kalemago, Kecamatan Lore Timur Kabupaten Poso Sulawesi Tengah (Sulteng).

Menurut sejumlah laporan, peristiwa mengerikan tersebut terjadi pada, Selasa 11 Mei 2021.

“MPH-PGIW Sulselbara sangat prihatin dan mengecam pelaku pembunuhan tersebut,” kata Ketua I Pdt Eliezer Meringgi pada media ini di Mangkutana Luwu Timur Via WhatsApp, Rabu 12/5) malam.

Ia menambahkan,“ Peristiwa ini sangat kejam. Perbuatan yang tak sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan,” tuturnya, serqya menambahkan mendesak kepada pihak keamanan dalam hal ini TNI dan Polri agar menumpas secara tuntas segala aksi kekerasan/pembunuhan dan teror yang dialami masyarakat Poso.

” Lanjut, Pdt Eliezer Meringgi, kita menaruh harapan kepada TNI-Polri segera menuntaskan kasus kekerasan ini, sehingga tercipta keamanan bagi warga yang ada di Poso,” tandasnya.

Kami meminta aparat keamanan untuk segera bertindak cepat, mencari siapa saja pelaku dan siapa di balik peristiwa mengerikan ini.

“Ini harus segera dilakukan, supaya masyarakat tidak cemas, takut, dan khawatir akan adanya peristiwa yang sama di berbagai tempat yang lain,” tambahnya.

Pdt Eliezer juga minta masyarakat di Kabupaten Poso untuk tetap bersabar, tidak cemas berlebihan, dan memberikan kesempatan aparat penegakan hukum untuk menyelesaikan peristiwa itu.

“Masyarakat tidak perlu mengambil sikap sendiri, kita serahkan kepada pihak berwajib. Masyarakat dimohon agar jangan terprovokasi dengan terjadinya peristiwa tersebut,” katanya lagi.

Jangan kita mau diadu domba lagi oleh kelompok-kelompok yang ingin merongrong Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Kita harus terlibat aktif memutus mata rantai kekerasan dan intoleransi, serta senantiasa taat kepada peraturan perundang-undangan.

“Tingkatkan soliditas serta senantiasa membangun dialog dengan pemerintah dan kemasyarakatan, agar Indonesia menjadi negara yang aman, damai, dan makmur,” tukasnya.(yul/yustus)