Kebun Melon Green House di Desa Sumberejo Menginspirasi, Diharapkan Bisa Diterapkan di Semua Kecamatan di Blora

INFODESA154 Dilihat

BLORA, INFODESANEWS |

BLORA – Bupati Blora, H. Arief Rohman, berharap konsep perkebunan melon modern di Agrowisata Girli Farm, Desa Sumberejo, bisa diterapkan di seluruh kecamatan di Blora. Kebun yang berjarak 10 km dari Kecamatan Japah ini dianggap sangat inovatif dan potensial untuk dikembangkan lebih luas.

“Perkebunan melon modern milik Adi Latif Mashudi ini sangat inovatif dengan konsep green house. Semoga bisa diterapkan di kecamatan lain di Blora,” ujar Bupati Arief saat mengunjungi Agrowisata Girli Farm pada Selasa (18/6/2024).

Girli Farm saat ini sedang panen melon. Pengunjung bisa memilih dan memetik sendiri buah melon dari berbagai varian seperti Kirani, Kinanthi, dan Adinda yang memiliki rasa khas dan nikmat.

Bupati Arief, didampingi Kepala Dinas DP4 Blora dan Bappeda, meninjau kebun dan memetik beberapa buah melon yang siap panen.

“Buahnya sudah kita coba, memang recommended. Panennya cepat habis. Yang mau petik melon di Sumberejo harus sabar menunggu sampai awal Agustus, sekitar 50 hari lagi,” katanya.

Girli Farm menginformasikan panennya melalui media sosial, dan hasil panennya sering kali ludes terjual dalam waktu singkat.

“Setelah diumumkan, biasanya langsung banyak yang datang,” tambah Bupati Arief.

Bupati berharap inovasi green house ini bisa menjadi inspirasi bagi kecamatan-kecamatan lain di Blora.

“Semoga ini menjadi inspirasi. Kemarin kita membentuk Komunitas Petani Milenial dengan Mas Adi sebagai ketuanya. Idenya adalah membuat klaster-klaster yang nantinya bisa dikembangkan di kecamatan lain,” katanya.

Bupati juga mengajak anak muda untuk bergabung dengan komunitas petani milenial dan dilatih tidak hanya untuk menanam buah, tetapi juga untuk padi organik dan peternakan.

“Inovasi dari Girli Farm ini diharapkan bisa menginspirasi anak-anak muda Blora bahwa beternak dan bertani secara profesional ternyata keren dan menghasilkan.”

Adi Latif Mashudi: Bertani Modern dan Keren

Adi Latif Mashudi, pemilik Agrowisata Girli Farm, menjelaskan bahwa jumlah petani milenial setiap tahun menurun.

“Di sini Pak Bupati bisa melihat bagaimana kami bertani dengan sistem yang lebih modern. Pakaian saya cukup rapi, sedikit lebih keren,” katanya.

Adi menjelaskan bahwa penjualan hasil perkebunannya pernah dikirim ke Cianjur, dan harusnya saat panen ini dikirim ke Bogor dan Jakarta. Namun, banyaknya pengunjung yang datang membuat hasil panennya habis.

“Permintaan banyak, dari Bali juga minta, tapi sudah habis. Kebanyakan mintanya varietas Sweet Net, Kirani, atau Intanon,” jelasnya. Harga melon rata-rata di Blora adalah Rp 30.000/kg, dengan jenis Came dijual Rp 35.000/kg.

Adi mendirikan Agrowisata Girli Farm dengan modal lebih dari Rp 700 juta yang berasal dari tabungannya saat bekerja di Korea. Kini ia memiliki dua greenhouse yang mampu menampung 2.400 pohon melon.

“Masa tanamnya sebulan sekali, dan panennya satu hingga dua bulan sekali,” katanya.

Adi berharap inovasi ini bisa meningkatkan perekonomian di desanya yang jauh dari pusat kota dan memiliki akses jalan terbatas.

“Harapannya bisa menggenjot perekonomian sekitar dan memberdayakan SDM di sini. Saat ini ada beberapa warga yang saya ajak bekerja di Girli Farm. Kedepannya, pemuda dan masyarakat di sini bisa merasakan dampak positifnya,” ujarnya.

Ira Widowati, seorang pengunjung dari Blora, mengaku mengetahui lokasi kebun melon di Japah setelah mengikuti perkembangan di Instagram.

“Ini pertama kali saya ke sini. Rasanya manis, terutama buah yang baru dipetik. Saya suka jenis Kirani. Harganya sesuai dengan rasa, sangat terjangkau,” katanya.**Red/Tim.