Kasus Covid-19 Tembus 311, Potensi Penularan Lokal Masih Tinggi

NASIONAL84 Dilihat

BLORA, INFODESANEWS | Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, Lilik Hernanto, SKM, M.Kes, selaku juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Blora, di akhir masa tugasnya sebagai ASN, Senin (31/8/2020), kembali melakukan konferensi pers perkembangan Covid-19.

Yang mana pihaknya menyampaikan bahwa hingga hari ini kasus di Kabupaten Blora mencapai angka 311. Hal ini menandakan potensi penularan lokal atau transmisi lokal di tengah masyarakat masih tinggi, sehingga pihaknya meminta agar protokol kesehatan saat normal baru bisa benar-benar dipatuhi.

“Berdasarkan monitoring dari empat hari terakhir yakni tanggal 28 Agustus 2020 sampai dengan 31 Agustus 2020 ini saja, kami telah melakukan swab penambahan sebanyak 127 orang.Dari jumlah itu ada penambahan yang positif sebanyak 26. Jadi positivity rate-nya masih cukup tinggi. Ini juga menunjukkan tingkat penularan di masyarakat juga masih cukup tinggi, sehingga perlu kewaspadaan kita bersama,” terangnya.

Dengan demikian jumlah positif Covid-19 sampai dengan Senin (31/8/2020) secara akumulasi sebanyak 311 kasus.

“Dalam empat hari ini kita juga perlu bersyukur, bahwa ada 24 orang yang sembuh sehingga jumlah kesembuhan mencapai 205. Kalau kita prosentase sebanyak 65 persen adalah sembuh,” ungkapnya.

Akan tetapi, lanjutnya, ada dua kasus meninggal dalam empat hari terakhir sehingga jumlah komulasi yang meninggal sebanyak 20 orang atau 6,43 persen angka kematian.

Dari 86 penderita yang masih dalam pemantauan, lanjutnya, baik dirawat di rumah sakit maupun isolasi mandiri, sebanyak 94,19 persen adalah isolasi mandiri.

“Jadi hanya 5,81 persen yang kasusnya positif yang dirawat di rumah sakit. Mudah-mudahan ini bisa segera sembuh, setelah isolasi mandiri secara ketat dan disiplin sesuai protokol kesehatan,” urainya.

Dari 26 kasus baru dalam empat hari terakhir, tambahnya, kasusnya tersebar di beberapa kecamatan. Yaitu, kecamatan Blora, Jepon, Bogorejo, Tunjungan, Banjarejo, Ngawen, Japah, Kunduran, Todanan, Randublatung, Jiken dan Kradenan.

“Ini berarti transmisi lokal penularan dari orang ke orang semakin meluas. Jadi tidak ada kecamatan yang terbebas dari Covid-19,” ucapnya.

Adapun 26 kasus baru tersebut adalah pengembangan dari kasus positif dari hasil tracing yang ditemukan lebih dahulu.

“Satu kasus positif yang kita temukan, ada yang menambah delapan penderita baru. Ini berarti terjadi penularan, terjadi klaster karena di satu lokasi ada lebih dari satu kasus penambahan,” terangnya.

Dari hal tersebut, Lilik menyampaikan kepada warga masyarakat, bahwa Covid-19 belum selesai dan masih ada terus peningkatan di sekitar kita.

“Walaupun kita sudah sebanyak melakukan swab, berarti kita punya risiko akan meningkatkan kasus yang ditemukan. Sekali lagi positivity rate-nya hampir 20 persen, jadi tingkat penularannya masih sangat tinggi,” jelasnya.

Lilik Hernanto menyebut ada beberapa pasien positif adalah tenaga kesehatan baik di rumah sakit maupun di Puskesmas.

“Ini merupakan introspeksi kami di tim kesehatan baik di rumah sakit maupun di Puskesmas, untuk lebih disiplin, tertib di dalam malakukan protokol kesehatan sesuai SOP yang ada, baik pemakaian APD maupun protap yang lainnya,” terang dia.

Selain itu, lanjut dia, pihaknya masih menemui kendala di masyarakat, karena masih ada yang tidak mau dilakukan pemeriksaan swab karena kontak dengan penderita, dengan berbagai alasan.

“Padahal pemeriksaan swab ini sangat penting, untuk kewaspadaan diri kita, termasuk keluarga dan orang-orang terdekat kita,” tambahnya.

Kalau kita tidak mau di swab, kata Lilik, padahal kita merasa pernah kontak dengan penderita, maka itu akan rugi sendiri.

“Sebab nanti kalau kita masuk dalam OTG bisa menjadi risiko di keluarga kita. Untuk itu kami mohon bantuan dan partisipasinya kepada semua pihak,” kata dia.

Kalau ada tim dari Puskesmas yang sedang melakukan telusur atau tracing dalam rangka peningkatan testing, mohon dibantu.

“Tracing dilakukan, bukan berarti anda sudah positif, kita mencari kewaspadaan dini. Kalau tahu harus dilakukan treatment, apakah dilakukan isolasi mandiri atau harus di rumah sakit,” ungkapnya.

Sekali lagi, kata dia, Covid-19 bukan aib bagi kita, karena semua bisa terkena.

“Tetap semangat. Tetap 3M. Memakai masker. Mencuci tangan dan menghindari kerumunan,” pungkasnya.***Red.

Berita Terkait

Baca Juga