Kasus Covid-19 Di Indonesia Akhir-Akhir Ini Menunjukan Kenaikan

NASIONAL227 Dilihat

JAKARTA – Situasi pandemi virus corona di Indonesia belakangan kembali menunjukkan Kenaikan.

Sejak awal Juni 2022, kasus Covid-19 harian terus merangkak naik melewati angka 500 dan belakangan tembus 1.000 kasus. Padahal, pada Mei lalu, jumlah kasus harian berhasil ditekan di angka 200-300 kasus.

Selain kasus harian, angka kasus aktif dan kematian juga ikut naik. Sementara, jumlah pasien sembuh cenderung turun.

Perburukan situasi ini disebut karena munculnya subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5.

Keadaan ini pun memunculkan kekhawatiran akan terjadinya ledakan kasus Covid-19 seperti pada gelombang Omicron dan Delta lalu.

Merujuk data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, kasus harian virus corona di Indonesia meningkat melewati 1.000 kasus selama 7 hari berturut-turut.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, situasi ini perlu diwaspadai oleh seluruh pihak.

“Dengan jumlah kasus yang selalu kita pertahankan di bawah angka 1.000 selama 2 bulan terakhir, ini merupakan alarm yang perlu kita waspadai,” kata Wiku dalam konferensi pers melalui kanal YouTube BNPB, Selasa (21/6/2022).

Dengan meningkatnya jumlah kasus harian, kasus positif Covid-19 mingguan juga ikut naik. Kenaikannya mencapai 105 persen dari sebelumnya 3.688 kasusmenjadi 7.587 kasus.

Bersamaan dengan itu, kasus aktif mingguan juga meningkat menjadi 8.594 dari sebelumnya 4.734 kasus.

“Angka ini (kasus aktif) disumbangkan paling banyak oleh DKI Jakarta yaitu naik 2.769 kasus, Jawa Barat naik 686 kasus dan Banten naik 285 kasus,” ujar Wiku.

Tak hanya itu, kasus kematian mingguan akibat virus corona juga naik menjadi 44 dari sebelumnya 28 kasus. Sebaliknya, kasus sembuh mingguan turun menjadi 97,28 persen.

Selanjutnya, angka positivity rate mingguan meningkat selama 4 pekan berturut-turut menjadi 2,23 persen dari sebelumnya 0,33 persen.

Untuk lebih jelasnya, berikut tren kenaikan Covid-19 enam hari terakhir merujuk data Satgas Penanganan Covid-19:

15 Juni 2022

16 Juni 2022

17 Juni 2022

18 Juni 2022

19 Juni 2022

20 Juni 2022

21 Juni 2022

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memastikan bahwa kenaikan kasus Covid-19 beberapa waktu terakhir bukan karena imbas libur Lebaran 2022.

Dia mengatakan, kasus naik karena penularan subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di banyak negara, termasuk Indonesia.

“Jadi kita confirm bahwa kenaikan ini memang dipicu oleh adanya varian baru dan ini juga yang terjadi sama di negara-negara di luar Indonesia yang mgkin hari raya keagamaannya berbeda-beda dengan kita. Jadi tiap kali ada varian baru itu (kasus) naik,” kata Budi usai rapat terbatas bersama presiden dan sejumlah menteri di Istana Negara, Jakarta, Senin (13/6/2022).

Budi mengatakan, berdasar hasil pengamatan, puncak penularan BA.4 dan BA.5 sekitar sepertiga dari puncak Delta dan Omicron.

Pasien BA.4 dan BA.5 yang dirawat di rumah sakit pun hanya sepertiga dari kasus Delta dan Omicron. Sedangkan kasus kematian subvarian BA.4 dan BA.5 sepersepuluh dari kasus kematian dua varian virus corona terdahulu itu.

“Jadi walaupun memang BA.4 dan BA.5 ini menyebabkan kenaikan kasus di beberapa negara di dunia, tetapi puncak dari kenaikan kasusnya maupun hospitalisasinya maupun kematiannya jauh lebih rendah dibandingkan omicron yang awal,” kata dia.

Budi memprediksi, puncak kasus virus corona subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 akan terjadi pada minggu kedua atau ketiga Juli, satu bulan setelah kasus pertama ditemukan.

Kendati penularannya diprediksi tidak tinggi, Budi mewanti-wanti seluruh pihak tetap waspada. Ia mendorong masyarakat segera mendapatkan vaksinasi booster atau dosis ketiga.

Warga juga diimbau untuk tetap memakai masker jika berada di kerumunan atau ruangan tertutup.

“Tidak ada ruginya kita bersikap hati-hati dan waspada,” tuturnya.

Dalam kesempatan berbeda, Budi menyampaikan bahwa puncak kasus harian Covid-19 dari penularan subvarian BA.4 dan BA.5 bisa mencapai 20.000 per hari.

Perkiraan ini berdasarkan analisis perbandingan dengan puncak kasus harian akibat penularan varian Delta dan varian Omicron.

“Jadi kalau kita Delta dan Omicron puncaknya di 60.000 kasus sehari, kira-kira nanti ya estimasi berdasarkan data di Afrika Selatan mungkin puncaknya kita di 20.000 per hari karena kita pernah sampai 60.000 per hari paling tinggi,” ujar Budi di Istana Kepresidenan Bogor, Kamis (16/6/2022).

Atas situasi ini, Satgas Waspada dan Siaga Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Erlina Burhan merekomendasikan pemerintah kembali mewajibkan penggunaan masker di area terbuka. Sebagaimana diketahui, sejak Mei lalu pemerintah mencabut aturan wajib masker.

“Pemakaian masker di ruang terbuka kembali dianjurkan,” kata Erlina dalam konferensi pers di kantor Sekretariat PB IDI, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (21/6/2022).

Erlina mengatakan, kasus Covid-19 di Indonesia sangat fluktuatif sehingga pemerintah tetap harus sigap memberikan edukasi kepada masyarakat.

Kendati demikian, Menkes Budi pernah menyampaikan bahwa pemerintah tidak akan kembali mewajibkan penggunaan masker di luar ruangan meski kasus Covid-19 meningkat lagi.

Namun demikian, dia berharap masyarakat sadar diri untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan.

“Tetap rekoemndasi sebelumnya, untuk di luar ruangan, teman-teman dibebaskan untuk tidak memakai masker,” kata Budi, Senin (13/6/2022).

“Keputusannya kenapa kita tidak paksa? Karena ini sebagai proses pendidikan juga,” tuturnya

Meski begitu, Budi menyarankan masyarakat tetap memakai masker di ruangan tertutup tanpa ventilasi yang cukup.

Masyarakat juga dianjurkan tetap memakai masker jika berada di tengah kerumunan, atau ketika batuk dan merasa kurang sehat.

Menurut Budi, menjaga kesehatan dan protokol kesehatan merupakan tanggung jawab setiap individu. Kesadaran ini, kata dia, bagian penting dari transisi pandemi menuju endemi.

“Jadi protokol kesehatan itu menjadi satu kebiasaan masing-masing masyarakat bukan sesuatu yang dipaksakan oleh pemerintah,” kata dia.

Berita Terkait

Baca Juga