JOSAY Siap Mendukung Konsep Making Indonesia 4.0

INFODESA339 Dilihat

Jakarta, Senin, 15 April 2019 hadir disini Ketua Umum Josay yang didampingi Ketua Dewan Pembina dan Ketua Umum Indonesian Japan Business Network sebagai undangan di dalam acara Implementasi Making Indonesia 4.0 Menuju Indonesia Menjadi Negara 10 Besar Ekonomi Dunia yang diadakan di ICE BSD City Tangerang Banten.

Acara yang di hadiri dan dibuka oleh Bapak Wakil Presiden Jusuf Kalla dan beberapa Menteri yaitu Menperin Bapak Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bapak Darmin Nasution juga memberikan suatu orasi tentang pentingnya Indonesia mengembangkan industri.

Dalam kesempatan ini seperti yang diutarakan oleh Bapak Wakil Presiden bahwa sektor industri tetap menjadi penyumbang tertinggi Produk Domestik Bruto Indonesia.

“Dalam tahun-tahun ini kita banyak bicara tentang kemajuan teknologi , kemajuan teknologi telah mengubah baik cara kita berproduksi, cara kita berperilaku dan hubungan sosial kita semua. Karena itu maka perubahan perubahan itu tidak mungkin kita tolak atau tidak menerima, yang sangat penting adalah bagaimana kita mengambil manfaat atas kemajuan teknologi itu untuk kemajuan kita bersama,” katanya.

Lebih lanjut Wapres juga menyatakan bahwa dalam beberapa hari ini juga sebelumnya, banyak dikatakan bahwa di Indonesia telah terjadi deindustrialisasi . Hal yang pada tahun 2014 sampai 2017kurang lebih rata-ratanya sebesar 21,30%. Artinya industry tetap menjadi sektor tertinggi dalam sektor pendapatan nasional kita. Karena itu industri tetap berkembang dan bukan terjadi deindustrialisasi dalam kemajuan-kemajuan seperti itu.

Akibat perubahan teknologi juga terjadi banyak perubahan-perubahan dalam entrepreneurship. Perusahaan kecil dapat mendunia, bekerja bisa berubah dimana saja yang penting ada pekerjaan. Apabila masa lalu ukuran-ukuran suatu perusahaan adalah keuntungan, laba dan asset, saat ini adalah value menjadi tujuan dari revolusi entrepreneurship. Inti dari semuanya adalah penguasaan pada teknologi dan system. Perubahan yang ada akan menimbulkan pekerjaan yang baru.

Selamnjutnya Jusuf Kalla mennyampaikan”Apa yang akan kita hadapi apakah itu automation, robotic memang telah kita lakukan tidak bisa kita hindari. Bahwa pekerjaan fisik tetap masih menjadi bagian utama bagi kehidupan-kehidupan kita ke depan. Apabila kita berpikir tentang robotic tentang automation, kemudian siapa yang akan bekerja, siapa yang akan menjadi konsumen, siapa yang akan membeli makanan, baju. Adalah pekerjaan-pekerjaan fisik tetap menjadi kelompok ekonomi. Karena ekonomi juga membutuhkan konsumer. Karena penghasilan juga tidak ada konsumer. Jadi kita tetap membutuhkan manusia sebagai inti dari perkembangan-perkembangan itu. Memang banyak negara yang membutuhkan automation lebih banyak seperti Jepang, aging countries, Singapore, Korea. Kita masih ada keuntungan demografi sehingga kita masih memiliki lapangan kerja yang baik. Yang dibutuhkan adalah keterampilan, skill, Pendidikan. Oleh karena itu yang dibutuhkan adalah kerjasama dari semua pihak untuk mencapai hal-hal tersebut.

Menurut Menperin Airlangga yang membahas tentang Transformasi Kebijakan Industrialisasi di Era Industri 4.0, kontribusi Indonesia manufacturing terhadap perekonomian Indonesia sekitar 29,3% adapun kontribusi Korea 27,6% Jepang 21% dan Jerman 20,7% jadi saat ini tidak ada Negara di dunia yang kontribusi industrinya diatas 30% yang ada diatas 30% adalah kontribusi industri di tambah jasanya demikian kata menteri perindustrian.

Lebih lanjut Airlangga Hartarto menyampaikan kontribusi industri terhadap pajak juga signifikan yaitu sebesar 30%. Adapun terhadap cukai sekitar 95%. Investasi tertinggi dalam 4 tahun terakhir juga sekitar industri yaitu sebesar 72% eksport dari sektor manufaktur.

Dalam hal ini juga pemerintah menghasilkan industri di dalam negeri menghasilkan berbagai produk seperti gerbang kereta api, baja, nil karat, kendaraan roda 2, kendaraan roda 4, kertas, perhiasan serta meubel. Oleh karena itu sektor industry melalui kebijakan yang mendukung investasi dukungan ini terutama diberikan bagi investasi substitusi import berorientasi eksport dan menciptakan lapangan pekerjaan revolusi industry 4.0 menjadi kesempatan bagi Indonesia melakukan transformasi dengan kebijakan industry.

Dalam hal ini program making Indonesia 4.0 disebut-sebut berpeluang memetik manfaat dari pameran Hannover Messe 2020 di Jerman, Indonesia menjadi Negara mitra resmi untuk pameran teknologi industri tersebut.

Didalam pengamatan lain, Ketum Josay sebagai undangan dari kalangan akademisi sekaligus professional Prof.Dr.Ir. A.R.Adji Hoesodo, SH, MH, MBA memberikan suatu pandangan bahwa Josay memberikan dukungan terhadap program pemerintah didalam sektor industry ini. Selain meningkatkan penyerapan tenaga kerja juga akan membuat Indonesia tahun 2030 menjadi 10 negara terbesar di dunia melalui industrialisasi ini.

Josay sangat konsen terhadap peningkatan dan pemberdayaan sumber daya manusia melalui program-program kerja organisasi Josay dan bekerjasama dengan mitra-mitra organisasi di dalam dan luar negeri. Josay membantu bagaimana proses transformasi di era industry 4.0 ini melalui program kerja pendidikan terutama yang berbasis Artificial Intelligent yaitu melalui GPU, juga memberikan suatu pembuatan bimtek melalui program fintect, market place juga dengan loyalty program dan sharing and earning. Platform tersebut dalam waktu dekat akan dikerjasamakan dengan beberapa program kerja industri-industri kecil maupun sektor pemberdayaan industri kecil. Josay juga membuat suatu konsep pembinaan SDM Indonesia yang murah sehingga mereka bisa mengakses pendidikan-pendidikan untuk UMKM ini sehingga proses transformasi Indonesia melalui making Indonesia 4.0 bisa tercapai.

Dalam kesempatan ini program yang sangat luar biasa ini merupakan suatu ajang yang mempertemukan beberapa kalangan yang dihadiri 5500 audien dari seluruh Indonesia, yaitu kalangan industri, praktisi, akademisi dan profesional. Ada beberapa kegiatan-kegiatan yang dihadiri industriawan dari negara-negara sahabat yang ada di pameran itu.

Semoga ini menjadi suatu langkah baik Indonesia ke depan untuk menjadi Negara Indonesia yang lebih maju lagi. (Andika, Josay Pers)

Berita Terkait

Baca Juga