SOLO, INFODESANEWS.COM | Banyak orang berpikir bahwa pemimpin itu yang diutamakan adalah OTAKNYA. Tetapi hal itu salah besar karena urusan otak pemimpin negara bisa diselesaikan oleh para pembantunya yang cerdas sehingga pimpinan negara cukup sebagai software dan tinggal mengawasi pelaksana dan mengontrol hardwarenya saja.Demikian diungkapkan Hariono S. Notonegoro ( Kakak Setiawan Djodi- Seniman dan Pengusaha Indonesia -red) dalam release yang diterima infodesanews.com, Minggu (9/4/2023).
Menurut Hariono S. Notonegoro, seorang pimpinan negara yang genius dan bisa jadi tauladan rakyat itu sosoknya harus memiliki budaya dan rasa kemanusiaan yang tinggi bagaikan pendeta berseni tinggi. “Jadi harus memiliki pengalaman hidup yang bisa dicontoh filosofinya sehingga memberikan rakyatnya rasa damai dan menjiwai rasa kasih sayang yang tinggi serta berbudaya dengan selera tinggi,” ujar penggagas membangun kehidupan berbangsa dan bernegara dengan konsepnya ” TRISULA WEDHA” ini.
Dijelaskan, keburukan pimpinan negeri ini sejak alm. Pak Harto sampai sekarangtidak memiliki kematangan filosufi hidup yang bisa dicontohkan dalam kematangan membangun kepribadian rakyatnya. “Yang dicontohkan hanya pencitraan aneka pembangunan memakai uang negara atau hutang dari luar negeri, kalau contohnya hanya seperti itu, jelas siapa saja yang dipilih presiden oleh partai pasti bisa,” jelasnya.
Ia mencontohkan dalam pemilihan presiden dari partai tidak pernah diuji Fit and Proper test, kecuali pidato pencitraan dengan berbagai janji yang akhirnya meleset semua tidak sama dengan janjinya. “Mau nagih apa kalau presidennya dipilih dari partai tanpa uji kelayakan,” pungkasnya.
Konsep Trisula Wedha
Secara semiotik, mengartikan siapa pun itu sosok pemimpinnya haruslah dibekali atau membekali diri senjata “Trisula Wedha”. Yang dimaksud bersenjatakan trisula di sini merupakan simbolisasi penggambaran watak atau kepribadian seorang pemimpin yaitu memiliki kepribadian: benar, lurus dan jujur.
Benar, bahwa seorang pemimpin harus berdiri di atas kebenaran dan demi kebenaran, bijak, adil, dan tidak berat sebelah.
Lurus, menjalankan segala tugasnya sesuai aturan hukum yang ada.
Jujur, tidak salah gunakan kuasanya jabatan.
Ketiga watak “Trisula Wedha” ini harus dipunyai oleh seorang pemimpin. Sekaligus menjadi ageman yang melekat dan menyatu pada diri seorang pemimpin, sehingga membentuk karakter utama “Ratu Adil”, yaitu: benar, lurus, jujur. (*/Red Slo)