SOLO – INFODESANEWS, Perguruan Tinggi Swasta (PTS) saat ini mengalami kesulitan dalam penerimaan mahasiswa baru sejak adanya kebijakan jadwal waktu pendaftaran mandiri PTN. Sehingga kuota pendaftaran yang seharusnya milik PTS tersedot ke PTN karena panjangnya gelombang pendaftaran yang mengakibatkan sesama lembaga perguruan tinggi swasta harus bersaing ketat pada proses penerimaan mahasiswa baru. Dampak dari kebijakan pendaftaran mandiri yang berkepanjangan juga akan menimbulkan multi efek. Demikian diungkapkan Ketua Yayasan Karya Dharma Pancasila (YKDP) AUB, Dr. Anggoro Panji Nugroho, MM kepada media belum lama ini.
Menurut Anggoro, perguruan tinggi swasta dan negeri memiliki peran sama seperti yang di amanatkan oleh Undang Undang dalam rangka turut serta mencerdaskan bangsa.
“Keberadaan kampus perguruan tinggi swasta harus di lindungi, sebab pada hakikatnya kampus PTN dan PTS memiliki ruh yang sama,” ujarnya.
Oleh sebab itu Pemerintah melalui Kementerian terkait harus tetap menjaga keberadaan PTS melalui kebijakan yang sama sama dapat menyuburkan lembaga perguruan tinggi.
Bagaimanapun keberlangsungan perguruan tinggi swasta tak lepas dari biaya operasional yang harus di tanggung sendiri oleh yayasan. Selain mengandalkan bantuan pemerintah, yayasan juga harus mencari dana operasinal sendiri, sebab nilai bantuan dari pemerintah bagi Anggoro belum cukup untuk biaya operasional kampus.
“Seharusnya pemerintah dalam hal ini harus segera mengkaji kembali sistem pendaftaran mandiri, agar perguruan tinggi swasta nantinya dapat menampung para calon mahasiswa baru yang tak lolos seleksi masuk PTN,” pungkasnya. (KY/Red Slo)