Inilah Langkah Progresif Kominfo Tuntaskan Infrastruktur TIK

INFODESA96 Dilihat

JAKARTA, INFODESANEWS – Kementerian Komunikasi dan Informatika terus menjalankan komitmen dalam membangun infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia. Menteri Kominfo Johnny G. Plate menyatakan infrastruktur TIK implementasikan perlu dilaksanakan dengan progresif melalui program yang tepat, benar dan penuh tanggung jawab terlebih di tengah pandemi Covid-19.

“Covid-19 menakutkan, Covid-19 harus segera kita tangani, kita putus rantai sebarannya. Tetapi Covid-19 juga mendorong kita untuk mengambil langkah-langkah progresif dan aktif untuk menyelesaikan tugas besar kita pembangunan infrastruktur telekomunikasi,” ujar Menteri Kominfo dalam Konferensi Pers Virtual Penandatangan Kontrak Payung Penyediaan Infrastruktur BTS 4G 2021 dari Jakarta, Jumat (29/01/2021).

Menteri Johnny menyatakan usaha bersama yang dilakukan oleh pemerintah melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi Kementerian Kominfo dan mitra kerja ini, tidak lain adalah demi kepentingan negara, demi kepentingan bangsa dan demi merangsang perekonomian “Di saat terjadi tekanan luar biasa melalui penyaluran atau distribusi stimulus belanja negara ke dalam urat nadi perekonomian nasional kita,” jelasnya.

BAKTI Kementerian Kominfo telah menggelar ribuan Base Transceiver Station (BTS) yang saat ini sudah digelar di seluruh Indonesia.

“Sebagai bagian dari Kewajiban BAKTI sebanyak 9,113 BTS melengkapi seluruh desa di wilayah 3T di Indonesia atau masih akan dibangun setidaknya sebanyak 7,940 BTS yang terbagi di dalam 5 paket yakni wilayah non Papua dan wilayah Papua,” ujar Menteri Kominfo.

Oleh karena itu, Menteri Johnny berharap BAKTI Kementerian Kominfo dan mitra kerja yang terlibat dalam pembangunan TIK untuk melakukan dengan penuh tanggung jawab, “Pembangunan infrastruktur ini untuk memastikan bahwa Indonesia betul-betul melakukan antisipasi yang tepat dalam menjawab akselerasi transformasi digital yang menjadi amanah Presiden Joko Widodo,” tandasnya.

Menurut Menteri Kominfo, pembangunan yang dilakukan oleh BAKTI Kementerian Kominfo hingga saat ini telah melalui tahap yang cukup panjang, “Infrastruktur backbone telekomunikasi, pembangunan serat optik di darat dan di laut oleh BAKTI setidaknya lebih dari 12 Km,” ujarnya.

Panjang fiber optik itu melengkapi seluruh jaringan atau network di Indonesia yang dibangun, baik oleh operator seluler maupun penyedia serat optik dengan total seluruhnya tidak kurang dari 348.000 Km yang panjang pembangunannya sangat masif dilakukan.

“Kalau kita tarik ujungnya dan kita lingkari bumi ini, hampir 9 kali mengitari bumi. Untuk itu, marilah kita manfaatkan itu dengan baik dan penuh tanggung jawab,” jelas Menteri Johny.

Selain kabel serat optik, Menteri Kominfo menjelaskan

lebih dari 500 ribu BTS juga telah dibangun dan tersebar di seluruh Indonesia, baik oleh operator seluler maupun BLU BAKTI Kementerian Kominfo.

“Suatu jumlah yang tidak sedikit namun tantangan wilayah kita begitu luasnya, pembangunan BTS yang lebih banyak selama ini terkonsentrasi di wilayah-wilayah komersial perlu dilengkapi dengan pembangunan di wilayah non komersial atau 3T, “ujarnya.

Menurut Menteri Johnny kebutuhan infrastruktur BTS sebanyak 9.113, tetapi hal itu merepresentasikan wilayah Indonesia yang sangat luas. Artinya, lebih dari setengah wilayah daratan dan lautan Indonesia.

“Karenanya tugas ini bukan tugas yang mudah, tapi tugas ini bukan tugas yang tidak bisa dilaksanakan. Saya percaya bahwa dengan kerjasama, kolaborasi baik di antara pemerintah dalam hal ini Kominfo bersama-sama dengan mitra kerjanya, maupun dengan seluruh ekosistem agar kita bisa menyelesaikan ini dengan baik,” tegasnya

Menteri Kominfo menyebutkan infrastruktur telekomunikasi satelit yang dimiliki  Indonesia saat ini sebanyak 9 satelit dengan kapasitas tidak kurang dari 50 Mbps.

“Dan itu saja belum cukup dalam mendorong kecepatan internet dan coverage wilayah kerja, wilayah layanan di seluruh Indonesia kita masih membutuhkan kapasitas satelit yang sangat besar,” jelasnya.

Oleh karena itu, Menteri Johnny berharap tahun 2023 akhir nanti BAKTI Kementerian Kominfo bersama mitra kerja akan meletakkan satu High Throughput Satellites dengan kapasitas 150 GB Mbps di slot orbit.

“Yang diharapkan akan melayani tidak kurang dari 150,000 titik layanan publik di seluruh Indonesia baik untuk kepentingan pendidikan, layanan pemerintah desa, layanan kesehatan dan layanan-layanan publik lainnya termasuk Kamtibmas yang juga nanti harus ditingkatkan kapasitasnya,” ungkapnya.

Menteri Kominfo mengatakan, melalui pilihan teknologi satelit tambahan akan mendorong dan meningkatkan kecepatan layanan akses internet di wilayah-wilayah layanan publik di seluruh Indonesia.

“Pembangunan infrastruktur fisik baik backbone, middle mile dan last mile adalah tugas besar yang harus kita lakukan secara bersama-sama dan hanya ada satu pilihan kita, sukses. Untuk itu, saya mengajak kita sekalian untuk bergandengan tangan, bekerja bersama-sama menyiapkan tim kerja, tidak lupa memperhatikan critical path method dalam manajemennya, titik-titik rawan untuk diidentifikasi sedini mungkin agar waktu kerja kita bisa kita selesaikan dengan baik,” jelasnya.

Hingga tahun 2020, BAKTI Kementerian Kominfo telah membangun BTS 4G di 1.682 lokasi. Selain itu juga menyediakan akses internet di 11.817 lokasi termasuk di dalamnya 3.126 lokasi fasilitas layanan kesehatan sebagai bagian dari Program Komite Penanganan Covid-19 dan Pemuliha Ekonomi Nasional (KPC-PEN).

BAKTI Kementerian Kominfo juga menyediakan kapasitas satelit sebesar 21 Gbps. Ada pula penyediakan jaringan backbone Palapa Ring sepanjang 12.229 km yang terdiri dari 4.156 km kabel darat (inland) dan 8.073 km kabel laut (SKKL). Dan untuk meningkatkan rasio internetifikasi juga akan diluncurkan Satelit Republik Indonesia (SATRIA) 1. Saat ini SATRIA 1 sampai dalam proses penandatanganan preparatory work agreement dan diharapkan pada tahun 2021 ini sudah dapat mulai proses konstruksi.

Infrastruktur telekomunikasi dan informasi yang dibangun Kementerian Kominfo tersebut melengkapi infrastruktur yang telah dibangun oleh operator telekomunikasi swasta maupun BUMN.

Berita Terkait

Baca Juga