INFODESANEWS .COM | Mensyukuri perjumpaan hari besar kedua agama ini, mungkin amat jarang terjadi, oleh sebab sistem penanggalan kedua agama ini memiliki basis yang berbeda, sehingga butuh waktu lama untuk menemukan kembali momentum seperti ini lagi, apalagi kita seluruh dunia mengalami pandemi Corona Virus.
Dan keadaan ini, diperparah dengan kondisi yang semakin tidak menentu jelang Lebaran Idul Fitri, ketika jalur-jalur perbatasan di beberapa daerah dikerubungi pemudik yang siap menembus brikade aparat yang berjaga-jaga untuk menyekat arus pemudik.
Di kondisi seperti ini, dapat dilihat bahwa bukan Tuhan yang dapat menghentikan laju virus mematikan ini, manusialah yang bertanggungjawab atas penghentian virus ini.
Kita kembali pada dua momentum hari raya besar ini, Idul Fitri dan Kenaikan Yesus menjadi satu permenungan di tengah kekalutan bangsa Indonesia yang semakin hari makin sulit ditebak arahnya. Oleh karena anugerah dan kasih bangsa Indonesia dikaruniai keragaman, sudah sepatutnya kita merayakan kemenangan dengan begitu semarak, paling minimal menghadirkan kemenangan serta kedamaian di relung hati kita masing-masing. Menghadirkan surga di dalamnya dengan perbedaan, indah dan mesra.
Merayakan Kemenangan Idul Fitri Bulan Ramadhan datang berulang, menyediakan tempat untuk jeda dari rutinitas. “Jagalah agar lambungmu kosong. Merintihlah bagai sebatang seruling dan sampaikan keperluanmu kepada Rabbi. Dalam PUASA, sejatinya adalah fase pengosongan diri untuk menghadirkan Sang Ilahi di kedalaman hati, mendengar lebih jelas suara-Nya, melihat lebih jelas apa yang sejatinya menjadi perintahnya.
Membentang seruan untuk mengasihi-Nya hingga mengasihi ciptaan-Nya dan segala pancaran kemuliaan-Nya di muka bumi ini.
Dengan ber-PUASA sejati, derajat manusia naik ke tangga-tangga spiritual. Memegang kendali nafsu, bukan dikendalikan olehn- NYA. Menang atas segala ego angkara murka yang destruktif. Melawan musuh terbesar, yakni “DIRI SENDIRI”. Puncak kemenangan inilah yang kelak menjadi tujuan tertinggi dari Ramadhan yang tiap tahun datang membawa kesadaran manusia mengembara ke kawah candradimuka pelatihan pengendalian diri.
Fenomena ini unik terjadi pada Kamis 13 Mei 2021, di mana perayaan Hari Idul Fitri 1 Syawal 1442 Hijriah bertepatan dengan peringatan Kenaikan Isa Almasih/Yesus ke Surga.
Hal ini jarang terjadi. Tetapi dibalik fenomena unik itu, ada sebuah cerita menarik tentang keindahan toleransi yang tetap terjaga selama Indonesia Merdeka.
Potret keindahan toleransi antar umat ber Agama ini masih terjaga dan akan tetap terjaga sampai kapanpun. Potret indahnya toleransi ini dapat kita lihat di saat yang sama umat Nasrani pun merayakan Kenaikan Yesus Kristus ke Surga.
Ini memang benar-benar berkah, rahmat karunia bagi kita semua mahkluk di muka bumi, karena hari Kamis kemarin, 13 Mei 2021 juga merupakan perayaan hari besar bagi umat Muslim dan umat Nasrani, dimana umat Muslim merayakan hari raya Idul Fitri dan umat Nasrani merayakan hari raya Kenaikan Isa Almasih/Yesus ke Surga.
Nah, momen dan fenomena hari besar umat Muslim dan Nasrani, yang merayakan hari besar ke Agamaan secara bersamaan ini sangat langka dan jarang terjadi, ini berkah dan rahmat dari Sang Pencipta kita semua.
Sehingga dengan momen ini menjadi nilai positif, menurut Aras Ganggu pemimpin umum media online Infodesanews.com, persatuan dan kesatuan, kekeluargaan dan rasa solidaritas antar umat ber Agama, maka sebagai umat beriman hal yang kita pertahankan adalah toleransi antara umat ber Agama.
“Tetapi momen yang terpenting bagi kami adalah kerukunan antara umat beragama dan toleransi antara umat beragama yang selalu hidup berdampingan,” katanya.
Sementara Kepala Biro Luwu Raya dan Toraja media online Infodesanews.com, Yustus Bunga juga angkat bicara, damai itu indah dan mesra di saat merayakan dua hari besar ke Agamaan yang dilaksanakan bersamaan seperti Kamis 13 Mei 2021.
“Kita juga merayakan hari raya Kenaikan Isa Almasih/Yesus ke Surga, tetapi menyempatkan diri untuk menjaga perayaan hari raya Idul Fitri 1 Syawal 1442 Hijriah bagi umat Muslim, dengan begini, damai itu indah, mesra dan kebersamaan itu akan tetap terjaga,” ucapnya.
Alangkah nikmatnya dan mesranya bila hal itu dilakukan pada kesempatan perayaan-perayaan hari besar ke Agamaan, remaja Mesjid pun melakukan hal yang sama yakni, ikut ambil bagian dalam menjaga keamanan bila perayaan-perayaan besar Nasrani, begitupun sebaliknya para pemuda Nasrani menjaga dan mengamankan perayaan Muslim dan Agama Hindu, Budda dan Konghutju.
Dengan melihat kebersamaan dari perbedaan, Kamis 13 Mei 2021, sangat luar biasa, kita semua berharap dengan kebersamaan ini terus terjaga, itu yang paling penting, kita membangun tanpa kebersamaan itu tidak bisa, tetapi kalau kita sudah bersatu dalam momen apapun, pasti kerukunan antara umat beragama akan tetap terjaga. ***Red/yustus.