Dampak Gangguan Tidur terhadap Tekanan Darah
Gangguan tidur, seperti insomnia dan sleep apnea, memiliki dampak yang signifikan pada tekanan darah, berkontribusi kepada memburuknya hipertensi dan gangguan tidur yang saling terkait. Berikut beberapa dampak gangguan tidur terhadapt tekanan darah:
- Mengaktifkan sistem saraf simpatik
Salah satu mekanisme utama yang terlibat adalah aktivasi sistem saraf simpatik. Ketika seseorang mengalami gangguan tidur, tubuh cenderung berproduksi lebih banyak hormon stres, seperti kortisol. Peningkatan hormon ini dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung dan penyempitan pembuluh darah, yang pada gilirannya meningkatkan tekanan darah. Dengan kata lain, tidur yang tidak berkualitas dapat berperan penting dalam mengembangkan hipertensi.
- Meningkatkan resistensi insulin
Resistensi insulin juga berhubungan erat dengan kondisi gangguan tidur. Ketika seseorang tidak cukup tidur, sensitivitas insulin dalam tubuh dapat menurun, yang berarti tubuh tidak dapat menggunakan glukosa secara efektif. Akibatnya, terjadi peningkatan kadar glukosa dalam darah yang berpotensi menyebabkan gangguan metabolisme, serta memperburuk hipertensi. Gangguan tidur ini memicu siklus di mana tingginya kadar glukosa dan tekanan darah dapat semakin memperburuk konteks hipertensi dan gangguan tidur.
- Memicu peradangan
Selain itu, gangguan tidur dapat memicu proses peradangan dalam tubuh. Ketika seseorang tidur dengan tidak cukup atau berkualitas buruk, tingkat sitokin pro-inflamasi dapat meningkat. Sitokin ini adalah protein yang berperan dalam respons imun dan peradangan, yang mempengaruhi kesehatan kardiovaskular. Peningkatan peradangan ini dapat menyebabkan kerusakan pada dinding arteri, mempersempit pembuluh darah dan mengarah pada peningkatan tekanan darah yang berbahaya. Hubungan antara hipertensi dan gangguan tidur perlu dipahami, mengingat dampak pada kesehatan jangka panjang.