Hipertensi dan Gangguan Tidur: Lingkaran Setan yang Mengancam Kesehatan

KESEHATAN281 Dilihat
banner 728x90

KESEHATAN, INFODESANEWS | Hipertensi dan gangguan tidur memiliki hubungan yang saling mempengaruhi, di mana masing-masing dapat memperburuk kondisi yang lain. Hipertensi, yang ditandai dengan tekanan darah tinggi, dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Namun, kurangnya tidur berkualitas jugadapat menjadi penyebab peningkatan tekanan darah. Berbagai jenis gangguan tidur seperti sleep apnea, insomnia, dan sindrom kaki gelisah sering kali ditemukan pada individu dengan hipertensi.

       Sleep apnea adalah salah satu gangguan tidur yang paling umum terkait dengan hipertensi. Kondisi ini ditandai dengan berhentinya pernapasan secara sementara selama tidur, yang menyebabkan penurunan kadar oksigen. Ketika pernapasan terhenti, tubuh akan mengalami stres dan meningkatkan produksi hormon stres seperti adrenalin. Hal ini pada gilirannya dapat menyebabkan lonjakan tekanan darah. Selain sleep apnea, insomnia juga merupakan gangguan tidur yang dapat berperan dalam menciptakan siklus hipertensi.

       Ketika seseorang mengalami kesulitan tidur atau tidak mendapatkan tidur yang cukup, hormon yang mengatur tekanan darah akan terganggu. Akibatnya, resiko hipertensi pun meningkat. Sindrom kaki gelisah, di sisi lain, dapat mengganggu kualitas tidur, sehingga berkontribusi terhadap peningkatan tekanan darah. Individu yang mengalami ketidaknyamanan ekstrem pada kakinya saat berbaring cenderung terpukul oleh gangguan tidur yang berkepanjangan, yang pada akhirnya dapat berdampak negatif pada kesehatan vaskular.

BACA KONTEN LAINNYA ---->
Hipertensi di Usia Muda: Kenali Gejala dan Penyebabnya Sejak Dini

 

Dampak Gangguan Tidur terhadap Tekanan Darah

       Gangguan tidur, seperti insomnia dan sleep apnea, memiliki dampak yang signifikan pada tekanan darah, berkontribusi kepada memburuknya hipertensi dan gangguan tidur yang saling terkait. Berikut beberapa dampak gangguan tidur terhadapt tekanan darah:

  1. Mengaktifkan sistem saraf simpatik.

Salah satu mekanisme utama yang terlibat adalah aktivasi sistem saraf simpatik. Ketika seseorang mengalami gangguan tidur, tubuh cenderung berproduksi lebih banyak hormon stres, seperti kortisol. Peningkatan hormon ini dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung dan penyempitan pembuluh darah, yang pada gilirannya meningkatkan tekanan darah. Dengan kata lain, tidur yang tidak berkualitas dapat berperan penting dalam mengembangkan hipertensi.

  1. Meningkatkan resistensi insulin
BACA KONTEN LAINNYA ---->
HUT Bhayangkara Ke-77 Kepolsek Jiken Menggelar Gowes Bersama Masyarakat Sekitar

Resistensi insulin juga berhubungan erat dengan kondisi gangguan tidur. Ketika seseorang tidak cukup tidur, sensitivitas insulin dalam tubuh dapat menurun, yang berarti tubuh tidak dapat menggunakan glukosa secara efektif. Akibatnya, terjadi peningkatan kadar glukosa dalam darah yang berpotensi menyebabkan gangguan metabolisme, serta memperburuk hipertensi. Gangguan tidur ini memicu siklus di mana tingginya kadar glukosa dan tekanan darah dapat semakin memperburuk konteks hipertensi dan gangguan tidur.

  1. Memicu peradangan.

Selain itu, gangguan tidur dapat memicu proses peradangan dalam tubuh. Ketika seseorang tidur dengan tidak cukup atau berkualitas buruk, tingkat sitokin pro-inflamasi dapat meningkat. Sitokin ini adalah protein yang berperan dalam respons imun dan peradangan, yang mempengaruhi Kesehatan kardiovaskular. Peningkatan peradangan ini dapat menyebabkan kerusakan pada dinding arteri, mempersempit pembuluh darah dan mengarah pada peningkatan tekanan darah yang berbahaya. Hubungan antara hipertensi dan gangguan tidur perlu dipahami, mengingat dampak pada kesehatan jangka panjang.