SURAKARTA — INFODESANEWS, Tim 17 Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) sukses menjadi tim terbaik dan meraih juara pertama pada kompetisi Industrial Skill Event (ISE) yang diselenggarakan International Pharmaceutical Student’s Federation (IPSF) Asia Pacific Regional Office. Tim UMS ini mengungguli Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) yang meraih juara runner up 1 dan 2. Finalis lain yang dikalahkan adalah tim dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan University of The Philippines.
“Capaian Tim 17 Farmasi UMS yang mampu meraih prestasi internasional ini sebagai bukti bahwa mahasiswa Farmasi UMS, terbukti unggul dan mampu berkiprah di level internasional,” papar Dekan Fakultas Farmasi UMS Apt Erindyah Wikantyasning PhD didampingi Peni Indrayudha PhD selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, di Kampus UMS, Pabelan, Kartasura, Sukoharjo, belum lama ini.
Erindyah lebih jauh menyatakan, ke depan pihaknya akan memberikan kesempatan lebih besar kepada mahasiswanya yang berprestasi untuk mengikuti kejuaraan pada level nasional maupun internasional. “Silakan bagi mahasiswa yang ingin merasakan atmosfir persaingan di luar negeri dengan mengikuti ajang lomba,” tambah Peni Indrayudha.
Disebutkan, Tim 17 Farmasi UMS terdiri atas mahasiswa Farmasi angkatan 2018 yang beranggotakan Diva Ratna Shabrina, Naufal Faras dan Dimas Satrio Utomo. Kompetisi ini berlangsung dua babak. Babak pertama adalah babak penyisihan proposal yang berlangsung pada tanggal 22 Januari 2022, dan selanjutnya adalah babak final berupa live presentation untuk 6 finalis yang lolos babak penyisihan pada 12 Februari 2022 lalu.
Tim 17 UMS mengusung proposal tentang inovasi penghantaran obat melalui sistem microneedles (MNs). Pada kesempatan itu, Diva Ratna dan tim mempresentasikan inovasi sediaan baru Dietilkarbamazin sitrat (DEC) yang dioptimasi melalui penghantaran nanoemulsi loaded Dissolving Microneedle (NE loaded DMNs). “Tidak hanya inovasi formulasinya, namun juga dipaparkan tentang strategi marketing, tujuan pengobatan, health technology assesment, strategi clinical trials fase 3-4, legal regulation, pharmacovigilance, dan cost benefit analysis,” jelas Diva.
Senyawa DEC sendiri, lanjutnya, merupakan obat untuk mengatasi lymphatic filariasis atau yang biasa dikenal dengan penyakit kaki gajah. Sukses yang diraih Tim 17 Farmasi ini tak lepas dari tangan dingin Apt Anita Sukmawati PhD selaku dosen pembimbing, yang memiliki spesialis Farmasetika dan Teknologi Farmasi. “Sejak dari proposal, Tim 17 selalu dibimbingnya,” ungkap Diva.
Diva Ratna dan tim mengaku senang sekali atas prestasi ini. Awalnya dia tidak menyangka bisa menang karena partisipan lain juga bagus sekali presentasinya dari segi penampilan dan juga konten yang disampaikan. Tapi Tim 17 Farmasi UMS, bersyukur bisa meraih juara karena persiapan lombanya juga lumayan sulit. Atas raihan ini tim 17 mendapatkan sertifikat.
Kaprodi S1 Farmasi UMS, Dr Arifah Sri Wahyuni MSc mengatakan, prestasi ini selain membanggakan juga makin memantapkan reputasi Prodi S1 Farmasi UMS dengan visi keilmuannya. Dia berharap, prestasi ini bisa menjadi inspirasi buat mahasiswa Farmasi secara khusus dan UMS pada umumnya. “Mudah-mudahan ke depan akan terus lahir tim-tim tangguh yang melanjutkan tradisi juara ini di level internasional. Mudah mudahan mengispirasi bagi mahasiswa lainnya,” harapnya. (tyo/red slo/her)