SUKOHARJO – INFODESANEWS, Volume kendaraan disejumlah jalur alternatif di wilayah Kecamatan Grogol, Polokarto dan Mojolaban mengalami peningkatan. Hal tersebut terjadi dampak dari penutupan Jembatan Mojo untuk dilakukan perbaikan. Petugas gabungan telah disiagakan untuk membantu pengaturan lalu lintas. Masyarakat diarahkan melewati jalur alternatif yang sudah disiapkan.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Sukoharjo Toni Sribuntoro, Senin (26/9) mengatakan, penutupan Jembatan Mojo yang menghubungkan antara Semanggi Kota Solo dengan Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo resmi ditutup mulai 26 September 2022 selama diperkirakan 70 hari sampai 80 hari kedepan untuk dilakukan perbaikan. Proyek dikerjakan dan berdampak pada aktivitas masyarakat dimana tidak bisa menyeberang Sungai Bengawan Solo melalui jembatan namun harus menggunakan jalur alternatif.
Sebelum ditutup dan dilakukan perbaikan Jembatan Mojo, Dishub Sukoharjo bersama pihak terkait lainnya sudah melaksanakan sosialiasi ke masyarakat. Selain itu juga pemasangan rambu petunjuk arah. Hal itu dimaksudkan agar arus lalu lintas kendaraan lancar dan tidak ada yang tersesat nekat masuk ke jalur proyek.
“Penutupan Jembatan Mojo berdampak pada peningkatan volume kendaraan di wilayah Kecamatan Mojolaban, Polokarto dan Grogol. Arus lalu lintas di jalur alternatif padat seperti di Jalan Ciu tembus ke Jembatan Pranan Polokarto,” ujarnya.
Peningkatan tersebut seperti pada kendaraan sepeda motor dan mobil pribadi. Selain itu juga truk pengangkut barang dan mobil pickup dan boks.
Petugas gabungan telah bersiaga disejumlah titik untuk membantu melakukan pengaturan lalu lintas. Kendaraan diarahkan menuju ke jalur alternatif secara bergantian mengingat adanya peningkatan volume membuat jalan menjadi padat.
Pengaturan lalu lintas dilakukan petugas seperti di simpang empat telukan, Grogol, simpang tiga Jembatan Pranan, Polokarto, simpang tiga Pasar Bekonang, Mojolaban, gapura batas Kota Desa Grogol Kecamatan Grogol dengan Joyontakan Solo. (ozi/h/red Slo)