BLORA, INFODESANEWS -Sektor pariwisata Gubug Payung menjadi prioritas agar segera di selesaikan untuk menggenjot PAD di Sektor pariwisata sesudah bandara udara di Ngloram dibangun agar menimbulkan multiplier effect bagi kemajuan roda perekonomian warga Blora.
Wakil Bupati Blora, H. Arief Rohman, M.Si saat melakukan peninjauan langsung terhadap lokasi wisata Gubug Payung di Desa Temengeng, Kecamatan Sambong, Senin (8/10/2018) lalu, mengungkapkan Peninjauan ini sebagai upaya untuk reaktivasi objek wisata Gubug Payung milik Perhutani KPH Cepu yang sudah bertahun-tahun tanpa aktivitas dan mangkrak. Bahkan beberapa titik di Gubung Payung sudah rusak dan penuh dengan coretan. Kondisi ini diperparah dengan Loco Tour yang sudah tidak beroperasi lagi sejak terakhir pada tahun 2000 yang lalu.
“Kita akan gandeng Perhutani dan PT. KAI untuk mengaktifkan kembali objek wisata Gubug Payung ini. Perkiraan biaya yang dibutuhkan sebesar 30M. Untuk mengelola kawasan Gubug Payung, membenahi Loco Tour sekaligus relnya,” ujarnya.
“Kita ingin nanti setelah Bandara Ngloram terbangun, objek wisata Gubug Payung dan Loco Tour sudah dapat beroperasi kembali, sehingga nanti para pengunjung setelah turun dari pesawat di Ngloram, dapat kita arahkan untuk naik Loco Tour dari Cepu sampai Gubug Payung sambil menikmati hutan jati yang eksotis,” lanjutnya lagi.
Sebagaimana diketahui, kawasan Gubug Payung pernah mencatat sejarah di dunia perkayuan jati pada Agustus 2007 dengan rekor MURI jati terbesar, yaitu dengan diameter 3 m, tinggi 25 m dan termahal di dunia, dengan harga Rp. 1 miliar untuk satu batang tegakan, dengan perkiraan usia 150-200 tahun.
Pada kunjungan ini, Arief Rohman didampingi oleh Camat Sambong Retno Kusumowati, S.Sos., M.Si., dan Adm KPH Cepu Agus Yulianto. (Red)