SOLO- INFODESANEWS.COM | Dewan Perwakilan Cabang (DPC GRIB Jaya Solo) pada Kamis (1/8/2024) mengadakan pengajian dengan tajuk “GRIB Ngaji Bareng Bersama Abah Ali” yang menghadirkan pengasuh Ponpes Takmirul Islam Ustadz Ali sebagai penceramah.
Kegiatan Ngaji Bareng tersebut dilaksanakan di Sekretariat DPC GRIB Jaya Solo, Jl. Cendrawasih VI /9 Manahan Surakarta pukul 19.30 WIB.
Pengajian dihadiri warga dan para mantan Preman yang telah bertaubat dijalan Allah bersama para tokoh masyarakat Solo.
Ustadz Ali (Abah Ali-red) dalam kesempatan tersebut mengajak kepada warga dan anggota dan anggota GRIB Solo untuk terus menjalin persatuan dan kesatuan agar organisasi pimpinan Hercules ini semakin jaya bermanfaat bagi sesama. “Tentunya memberi manfaat bagi umat, bangsa dan negara,” ujarnya.
Abah Ali, mengatakan tentang kehidupan dimana tiap manusia terlahir dari keturunan yang sama yaitu nabi Adam dan Siti Hawa, sehingga manusia dengan manusia lainnya tidak boleh saling menjelekkan. Dalam hidup bermasyarakat kita diwajibkan untuk saling menghormati dan menghargai.
“Hilangkan rasa iri, dengki, sirik dan penyakit hati lainnya agar hidup kita bahagia,” tutur Abah Ali.
Disampaikan pula, bahwa terdapat dua hal yang banyak diinginkan manusia, pertama kaya dan kedua panjang umur. Jika ingin panjang umur dan banyak rejeki maka perbanyak bersilahturahmi.
Pengajian juga diisi dengan tanya jawab sharing bersama warga dan anggota GRIB sebagai wujud kebersamaan untuk menambah wawasan keislaman.
Sementara itu Ketua DPC GRIB Jaya Solo Rahmad Jati Priyono ( Tommy Munying) menyampaikan bahwa dalam acara Ngaji Bareng Bersama Ustadz Ali dibangun atas tiga pondasi, pertama Ukhuwah Islamiyah Wathoniyah Basyariyah yang artinya persaudaraan antar warga negara, kedua Hubbul Wathon Minal Iman artinya artinya cinta tanah air adalah bagian dari iman, dan ketiga adalah surat Al-hujurat ayat 13, berisi pedoman tentang hubungan antar sesama manusia.
“Semua dalam rangka menjawab tantangan modernisasi dalam beragama dimana mulai terlihat cara beragama yang merusak ikatan kebangsaan dengan tekanan yang mewujud pada pilihan sikap dan mempolitisasi agama dengan sikap majoritarianism dimana yang terkuat dan terbesar berhak memberi sikap dan keputusan yang berpengaruh di dalam masyarakat,” ucapnya.
Rahmad berharap, usai pengajian akan timbul sikap saling menghormati dan menghargai segala perbedaan, menjaga persatuan, cinta tanah air, membela tanah air dapat teraktualisasi di dalam mindset dan sikap para jemaah pengajian dalam kehidupan keseharian. (Redslo)