Gebrakan SLW dalam Buku Sunda Menjawab dan Sambung Rasa bersama Paslon Walikota Bogor

INFODESA98 Dilihat

Bogor, Infodesanews.com – “Sunda Menjawab” sebuah Buku yang di susun Oleh Para Pemangku adat SLW (Sunda Langgeng Wisesa) dalam rangka menyampaikan pesan-pesan budaya kepada para calon pemimpin Bogor Kota, Kabupaten Bogor dan para Generasi muda serta siapapun yang memerlukan pengetahuan tentang budaya Sunda.
Para Pamangku adat Sunda Langgeng Wisesa yang terdiri dari para pemerhati dan pelaku budaya yang rata rata memiliki kemampuan khusus dalam budaya sunda, sepakat menggelar acara “ Sambung Rasa dan launcing buku Sunda Menjawab” dengan para Pasangan Calon Walikota Bogor.

Acara Sambung Rasa bersama Paslon di gelar SLW di Gedung Graha Pena Radar Bogor dengan dihadiri 150 orang lebih perwakilan dari perkumpulan perkumpulan budaya di Bogor, para penulis Media dan Para calon Walikota Bogor.

Sekitar Jam 16.00 Gedung Graha Pena mulai dipenuhi para undangan , suasana terasa hangat dengan kelekar para budayawan yang terlihat akrab bersenda gurau satu sama lain sambil duduk gelaran tikar. Pasangan Calon yang pertama kali datang Bima Arya dan pasangannya Dedie A Rachim terlihat sumringah menerima sambutan hangat dari para budayawan yang telah lebih dulu hadir.

Beberapa saat kemudian Edgar Suratman terlihat hadir sambil tersenyum ramah kepada yang hadir. Dengan mata yang berbinar binar Edgar terlihat antusias mendengarkan penjelasan Gatut Susanta sebagai Ketua Panitia gelar Sambung rasa dan launcing buku “ Sunda Menjawab” di susul dengan hadirnya Sugeng dan Ahmad Ruhyat.

Cecep Torik salah satu tokoh budaya Bogor yang di daulat menjadi pembawa acara menjelaskan maksud dan tujuan diadakannya acara Sambung rasa dengan para pasangan calon yang bertujuan mengakrabkan diri dengan para calon pemimpin Bogor dan menyampaikan keluh kesah para budayawan seputar budaya.

Karyawan Faturahman selaku Ketua Umum Sunda Langgeng Wisesa dalam sambutannya yang selalu diselingi candaan-candaan segar tapi cukup menyentil mengatakan acara sambung rasa dan launcing buku “Sunda Menjawab” sebagai salah satu pernyataan sikap dari para budayawan yang akan siap mendukung calon pemimpin baru Kota Bogor kelak dalam kepemimpinannya. Siapa pun yang menjadi pemimpin baru di Kota Bogor tidak menjadi masalah karena yang terpenting adalah bagaimana pemimpin baru itu kelak memimpin Bogor menuju ke arah yang lebih baik.
Bersamaan dengan sambutannya, Ki Karfat sapaan akrab dari Karyawan Faturahman membuka acara launcing buku “Sunda Menjawab” Karya Gatut Susanta bersama para pemangku adat SLW lainnya seperti Ki Agus Firmansyah, Prof.Syarif tokoh pertanian berbasis tata cara Sunda, Ki Bambang Sumantri, Ki Fahir dan lain lain.

Ketua Panita acara Gatut Susanta menjelaskan Buku “ Sunda Menjawab” yang di susun oleh para pemangku adat berisikan petunjuk petunjuk tentang budaya Kesundaan yang bisa dijadikan pedoman oleh para pemimpin dalam memimpin Bogor Kedepan. Dalam buku ini banyak terdapat petunjuk dalam menggunakan paribasan Sunda, tata cara Kahirupan berdasarkan metoda Kesundaan dan lain-lain yang bukan hanya berguna untuk para pemimpin Sunda tapi berguna juga untuk meningkatkan kwalitas hidup masyarakat sunda pada umumnya.

Gatut Susanta menyatakan akan menyerahkan buku “Sunda Menjawab” kepada semua Paslon agar kelak bisa apa yang termaktub dalam buku Sunda Menjawab bisa direalisasikan dalam Kepemimpinannya kelak di Kota Bogor sehingga Budaya Sunda di Kota Bogor menjadi tuan rumah di wilayah sendiri dan terkenal kembali ke manca negara agar bisa menjadi salah satu faktor pendukung bertambahnya income untuk Kota Bogor sendiri.

Gatut Susanta mengutarakan bahwa di samping kegiatan acara Sambung Rasa akan digelar juga penandatangan MOU dengan pihak Bank Mandiri yang di wakili oleh Pimpinan Bank Mandiri area Bogor, Azhari Fikri dengan pihak SLW yang berisi tentang kesepakatan antara SLW dan pihak Bank Mandiri dalam rangka mengadakan pagelaran seni Sunda dalam setiap perhelatan yang di adakan olek Bank Mandiri.
“ Kegiatan dan Kesepakatan seperti ini akan kami lakukan juga dengan para pengelola Hotel dan Tempat Wisata di Kota dan Kabupaten Bogor”, tambah Gatut.

Para Paslon diberikan kesempatan untuk memaparkan perihal Kebudayaan Sunda menurut Kaca mata masing-masing.
Pada intinya seluruh pasangan calon mempunyai pemahaman dan keiinginan yang sama dalam usaha nanjeurkeun Kebudayaan dan Kesenian Sunda agar memiliki pondasi yang kokoh sehingga menjadi struktur bangunan budaya yang berdiri megah dengan akar-akar yang menjalar kuat dan menyebar yang kelak akan mampu menahan badai kebudayaan luar yang menerobos masuk kedalam budaya Kesundaan.

Para pasangan calon yang hadir dalam acara Sambung Rasa terlihat akrab berbincang-bincang satu sama lain, tidak tampak persaingan politik diantara mereka, pertanda dalam dunia Seni dan budaya tidak ada perbedaan pola pikir, perpedaan politik perbedaan asal usul, semua berbaur menjadi satu kesatuan yang utuh berlandasan saling menghormati dan saling menghargai satu sama lain.
Para pasangan calon pun sepakat dalam menjalankan kepemimpinannya kelak andaikata terpilih menjadi pemimpin Kota Bogor, mereka akan menjungjung tinggi nilai-nilai budaya dan mengembangkannya dengan baik, kesepakat ini di tuangkan dalam penandatangan deklarasi ikrar bersama para tokoh Kebudayaan Sunda di Bogor.

Para tokoh yang hadir di acara “Sambung rasa SLW” Ki Atmowiryo Ketua Umum BBRP, Ki Bambang Sumantri Ketua Umum Jati raga bersama ambu Silvi dan Bunda Resmi, Ketua Kesenian Jiprak Bah Jana, Ki Haris tokoh Kesenian Sunda, HM. Sulaeman Ketua Umum Perkumpulan SEBUD dan Sri Handayani, Babeh Syahbandar, Ketua Yayasan Genta Pasundan, Ketua paguyuban Sir, Ki Romen, Prof. Syarif, pemerhati budaya Sunda Iva Jaburcova dari Cheko dan banyak Tokoh budaya lainnya.

HM Sulaeman Ketua Umum SEBUD,  ”Kegiatan seperti ini sangat baik dilaksanakan, sesuai dengan adat Sunda yang mengutamakan keramahan dan kekeluargaan dalam menjalani sisi kehidupan bermasyarakat termasuk dalam memilih seorang pemimpin sehingga terjalin keakraban antara pemimpin dan yang di pimpinnya, ke depan akan terjalin kerjasama yang baik dalam menyelenggarakan pemerintahan yang bernuansakan pemahaman kekeluargaan berbasis budaya Sunda.”

Agus Firmansyah salah satu pemangku Adat (Ki Resi) ritual Sunda mengatakan “Dengan adanya kegitan Sambung Rasa di Radar Bogor, saya berharap agar pemimpin Bogor untuk kedepannya dapat mengemban tugas amanah rakyat dengan sebaiknya dan perduli ke rakyat, begitu juga harus lebih memahami dan menjalankan budaya Bogor yang penuh dengan Artepak nilai nilai sejarah, dan turut memeliharanya dengan baik, serta dapat menjalankan apa yang diinginkan Budayawan dan masyarakat Bogor, yang lebih berbudaya”.
“Begitu pula, apa yang terkait dalam buku Sunda Menjawab, karya SLW, semoga menjadikan acuan dalam pembangun di segala Bidang sektor, itu yang kami inginkan dari SLW, begitu pula dengan ada nya beberapa wacana dari setiap paslon, semoga jadi kenyataan, kesurtian yang kami inginkan, sebab dari kesurtian akan ada kemenangan,” tambah Agus Firmansyah.

Ketua Umum Jati Raga Ki Bambang Sumantri, mengatakan, “Sambung rasa dilatar belakangi kekhawatiran kearifan

lokal hanya menjadi pelengkap kehidupan sehari hari di jaman now tanpa menyadari akan hakiki jati diri dan asal muasal akar budaya yang dahulu menjadi perilaku dan tuntunan sehingga menjadi custom bagi masyarakat Indonesia dan wewengkon Pasundan khususnya. Momen mempertanyakan keseriusan pemerintah Kota Bogor khususnya untuk budaya sunda sangat susah manakala sang pemimpin daerah (bupati/walikota) sudah terpilih, kadang posisi budayawan tidak memiliki bergining position kepada sang kepala daerah terpilih nantinya. Melalui acara sambung rasa antara Pemangku Adat Sunda yang diwadahi dalam SUNDA LANGGENG WISESA (SLW) memeberikan arti sendiri di mana para calon kepala daerah mau dan rela mendengarkan aspirasi budayawan Sunda untuk kemajuan kearifan lokal bogor khususnya melalui pesan yang tertuang dalam buku “Sunda Menjawab”, Mudah mudahanan momen ini bukan sekedar seremonial yang menina Bobokan kaum marginal (komunitas) sunda yang sebenarnya tuan di negerinya sendiri. Kita menunggu aksi dan kerja nyata bagi siapapun pemimpin kepala daerah nanti”.

Ki Atmowiryo Ketua Umum BBRP mengatakan, “Singkat saja, Cita cita untuk mempersatukan setiap elemen dan kelompok yang cinta kasundaan dalam wadah SLW minimal di Bogor raya dapat terwujud. Yang terbaik adalah yang guyub atau bersatu dalam kemajuan”.

Agus Pranulia salah seorang dosen pemerhati Budaya mengenai Gelar Sambung Rasa SLW dengan para Paslon Walikota Bogor, “Tradisi nu kalintang saena, anu kudu dilakukeun ku sadayana warga masyarakat, khususna urang Sunda”.(SH)