Semarang, Infodesanews.com – Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menegaskan, pengoperasian taksi Bandara Ahmad Yani tidak boleh bermonopoli, menyusul banyaknya keluhan warga tidak bisa bebas saat akan naik taksi di area bandara Internasional itu.
Dikatakan Ganjar, Pengelolaan operasional taksi di Bandara Ahmad Yani Angkasa Pura harus bermitra dan transparan, serta belajar dari bandara lain yang lebih dulu bisa mengelola.
Menurutnya, sudah menginstruksikan kepada Dinas Perhubungan (Dishub) Jateng segera mengecek dan menyelesaikan masalah tersebut yang mulai dikeluhkan banyak warga.
“Saya ingin kejadian itu tidak terulang. Saya juga sudah meminta Dinas Perhubungan untuk membantu menyelesaikan masalah taxi tersebut,” ujar Ganjar, Selasa (17/7/2018).
Ganjar menambahkan, dugaan monopoli taksi bandara sudah beberapa kali terjadi, sehingga sudah saatnya pihak Angkasa Pura 1 selaku pengelola bandara segera turun tangan, karena informasi peristiwanya sudah menjadi konsumsi publik.
Seperti diketahui monopoli taksi bandara Ahmad Yani kembali terulang, Pengguna jasa bandara ini menceritakan telah diintimidasi ketika menggunakan transportasi lanjutan taksi non bandara untuk keluar bandara. Bahkan dalam postingan berjudul Premanisme di Bandara Ahmad Yani Semarang itu, penumpang bernama Nathalie menyebut dirinya dipaksa turun dari taksi yang ditumpangi oleh oknum taksi bandara.
Bahkan dia diberhentikan dan dibentak dengan alasan ada peraturan yang melarang penggunaan taksi lain selain taksi bandara.
Airport Duty Manajer Bandara Internasional A Yani Semarang Rosa Marina, menjelaskan, adanya kejadian ini benar, Menurutnya kasus itu terjadi Minggu (15/7/2018) siang.
Saat itu pihaknya langsung memberikan penjelasan kepada Nathalie mengenai fasilitas transportasi yang digunakan di bandara.
“Pengguna menginginkan Blue bird, ya mohon maaf dari bandara memang belum menyediakan taksi argo. Pilihannya hanya dua itu. Ibunya bersikeras pengin naik itu. Kami menjelaskan kalau di bandara yang resmi ya ini,” terangnya.
layanan transportasi saat ini, lanjut Rosa, di bandara memang masih terbatas dan penumpang disarakan untuk sementara ini alternatif transportasi yang bisa digunakan adalah transportasi dengan tiket yang loketnya ada di dalam terminal.
“Sementara ini taksi online hanya bisa untuk drop saja, karena belum ada kerja sama resmi dengan pihak bandara. Saat ini, bandara sedang dalam pengkajian untuk penambahan armada,” pungkasnya. (Ndi)