SOLO – INFODESANEWS, Menjadi sukses berkarier adalah impian setiap individu. Perjuangan dan doa adalah kunci utama dalam meraih kesuksesan. Yakin bahwa Tuhan memberikan potensi dan skill bagi setiap individu adalah keniscayaan.
Kesempatan tentu tidak terjadi berulang, kesempatan emas dalam hidup nyaris hanya datang sekali dengan waktu yang dapat dikatakan tidak tepat atau spontan. Keputusan harus diambil sedemikian cepat untuk menentukan masa depan. Terlambat dalam mengambil keputusan, menjadi salah satu faktor kegagalan dalam hidup.
Hari ini tentu menjadi buah manis bagi pria yang satu ini. Ia memutuskan menjadi seorang penegak kebenaran dan keadilan adalah pilihan tepat dihidupnya. “Membela wong cilik”. Itulah kira-kira gelar yang tepat disematkan kepada sosok pengamat hukum sekaligus meditor hukum berbagai kasus yang satu ini. Meski tubuhnya dipenuhi dengan tato tetapi pria asal Malang ini memiliki kepribadian baik yaitu suka menolong sesama. Kepribadiannya yang rendah hati dan kerap membantu masyarakat golongan bawah membuat namanya kian dikenal banyak orang.
Dia adalah Fitri Hasta Merdeka, SH. Kesehariannya bisa diintip dari media sosial miliknya. Hasta kerap mengunggah rutinitasnya sehari-hari melalui media sosial. Dari unggahannya tersebut tidak jarang terlihat ia membantu masyarakat golongan bawah yang sedang terjerat hukum.
Selain itu, Hasta terlihat tidak segan membalas satu persatu keluhan dan komentar Netizen melalui akun media sosial tersebut, kendati Kesibukannya sebagai mediator kasus hukum bisa dibilang sangat padat. “Prinsip hidup saya simpel, yaitu bisa berguna bagi masyarakat” kata dia saat berbincang dengan INFODESANEWS, Kamis (4/2/2021).
Hasta mengatakan ingin sekali bisa membantu teman, tetangga maupun masyarakat. “Dahulu saya bercita- cita ingin jadi Pengacara itu adalah agar saya pribadi tidak dibohongi oleh orang lain dan bisa mengatasi masalah diri saya dan keluarga andai suatu saat ada masalah. Kalau rejeki pasti ngikut, Allah maha adil”, tutur pria yang juga anggota Perbakin Malang ini.
Menjaga Sikap Santun, Ramah dan Tidak Pelit Ilmu
Menelisik lebih jauh kepribadian pengamat hukum yang berusia 40 tahun ini, seperti menyelami lubuk jernih nan tenang. “kenapa saya ramah dan baik serta akrab dengan semua orang”, kata Hasta menjawab pertanyaan media.
Hasta menerangkan, “Sesuai prinsip hidup saya, bisa berguna bagi masyarakat, maka ramah, baik dan sopan ke semua orang itu implementasi dari prinsip hidup saya. Ketika saya ramah, sopan dan akrab, orang lain mendapatkan manfaat dari saya. Apa itu? Merasa nyaman, merasa dihargai dirinya ketika komunikasi dengan saya. Ketika saya bisa membuat nyaman orang lain maka saya berguna bagi orang lain.
Lalu, saya juga tidak pelit ilmu kepada orang lain. Siapapun mengalami masalah kemudian tanya, konsultasi, baik lewat media sosial, lewat telepon maupun datang langsung ke tempat saya, saya selalu berikan nasehat hukum. Saya beritahu hukumnya, bahkan saya kasih tahu cara mengatasinya.
Tidak takut orang itu tidak jadi pakai jasa saya ketika orang itu sudah paham hukumnya dan sudah tahu cara mengatasinya? Tidak”, katanya tegas. “Rejeki sudah ada yang mengatur, Nanti juga kalau tidak mampu atasi sendiri pasti balik lagi pakai jasa saya,” imbuhnya.
Ada alasan tersendiri bagi Hasta untuk tidak pelit berbagi ilmu yang dia punya kepada setiap orang yang bertanya kepadanya. Justru setelah ia kupas semua masalahnya secara hukum , orang akan menilai bahwa ia kompeten sehingga yakin dengan ilmu yang dimiliki. “Saya senang kalau melihat orang yang konsultasi ke saya paham dan puas dengan penjelasan saya. Ada kepuasan tersendiri ketika orang yang bertanya itu puas dan mendapatkan solusi dari saya. Itu artinya saya berguna bagi orang lain, bagi masyarakat. Itulah prinsip hidup saya bisa berguna bagi masyarakat” papar Hasta.
Sekedar diketahui, Saat ini Hasta selalu aktif dalam menagani berbagai kasus hukum, salah salah satunya adalah kasus sengketa tanah. (*/h)