Film Suar Dari Blora Dokumentasi Digital Semangat Pramoedya Ananta Toer dalam Seni Mural

banner 728x90

Jogja, INFODESANEWS – Dalam rangka memperingati 100 tahun Pramoedya Ananta Toer, sekelompok seniman mural dari Yogyakarta yang tergabung dalam komunitas “Jogja untuk Pram” menghadirkan sebuah film dokumenter berjudul “Suar Dari Blora”

Sutradara film, Ester Kurniarini mengatakan, film ini tidak hanya menjadi catatan perjalanan dan pengarsipan digital karya seni mural, tetapi juga mencoba mengkorelasikan semangat perjuangan Pramoedya Ananta Toer dan rekan-rekannya di Pulau Buru dengan semangat para seniman mural masa kini.

“Film ini menggambarkan bagaimana Pramoedya dan teman-temannya berjuang dalam keterbatasan untuk menghasilkan karya sastra di Pulau Buru, sementara para seniman mural Yogyakarta berupaya menghidupkan kembali pemikiran-pemikiran kritis Pram melalui seni di ruang publik,” ujarnya, Sabtu (15/3/2025).

Ester menambahkan, di kota kelahiran Pram, Blora, para seniman menuangkan pemikiran kritis mereka dalam bentuk mural, sekaligus mendokumentasikan proses kreatif mereka.

Suar Dari Blora bukan sekadar film dokumenter biasa. Film ini dibuat dengan pendekatan yang unik oleh Simple Box Indonesia (SBI) sebuah kolektif videografi yang mengkhususkan diri dalam pendokumentasian acara seni menggunakan perangkat sederhana, yaitu iPhone.

BACA SELENGKAPNYA :  Tahun 2023 Idm Desa Sumber Jaya Meningkat

“Tanpa bantuan kamera profesional, drone, atau komputer, seluruh proses pembuatan film ini dilakukan secara mandiri, mulai dari pengambilan gambar, pembuatan musik latar, hingga editing,” ungkapnya.

Lanjutnya, di balik layar film ini kami dibantu kawan-kawan yang bertindak sebagai mobile phone videografer, dan diproduseri oleh Ikhsan Shubarkah yang juga menulis naskah. Selain itu, tim ini dibantu oleh Gavri P sebagai mobile phone videografer, ada Yudistira W sebagai asisten sutradara, dan Jasmine A.N. sebagai asisten produser, juga merupakan salah satu seniman mural yang karyanya tampil dalam film ini.

“Makna SUAR dalam Film judul film ini terinspirasi dari kata “Suar” atau Flare, yang dalam konteks ini dimaknai sebagai cahaya terang yang memberi tanda tanpa ledakan,” tegasnya .

Lebih lanjut, bagi tim pembuat film Pramoedya Ananta Toer adalah Suar Dari Blora. Seorang yang memberikan pertanda terang melalui karya sastranya menyampaikan pemikiran tajam dengan cara yang elegan dan menarik.

“Semangat inilah yang ingin ditularkan oleh para seniman mural melalui karya mereka,” terangnya.

BACA SELENGKAPNYA :  Wakil Ketua I DPRD Lamsel Minta RS Bob Bazaar Menyediakan Ruang Khusus Untuk Proses Kelahiran Ibu Hamil Dengan Status Positif Covid-19.

Harapan untuk Generasi Muda melalui film ini, tim Simple Box Indonesia dapat menginspirasi generasi muda untuk terus berkarya dan menyampaikan pesan-pesan positif melalui medium seni.

“Apa yang kita lakukan sekarang akan menjadi sejarah bagi generasi selanjutnya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengarsipkan setiap langkah dan perjuangan,” ujar Ester Kurniarini.

Film Suar Dari Blora tidak hanya menjadi penghormatan terhadap Pramoedya Ananta Toer, tetapi juga menjadi bukti bahwa semangat kreatif dan perjuangan melawan keterbatasan dapat terus hidup melalui seni, baik sastra maupun mural.

Oplus_131072

Sementara itu, Kordinator Se-Abad Pram, Exi Wijaya mengatakan, kita jadikan ruang-ruang publik tembok-tembok kosong di Blora untuk menggambar Pram, ide gagasan, intinya kami mewarisi spirit perjuangan, spirit api yang terus membara dalam diri kami.

“Spirit ini yang menggerakkan kami untuk terus berkarya dan berkontribusi bagi masyarakat,” ujarnya

Lanjutnya, terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan menonton pertunjukan, serta harapan bahwa semangat ini dapat terus dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang.*Red

banner 728x90