WONOGIRI – INFODESANEWS, Film Ki Ageng Donoloyo yang diproduksi oleh CTD Productions hasil garapan sutradara Imam Santosa pada pertengahan bulan Agustus 2022 siap ditayangkan.
Film yang diangkat dari buku cerita rakyat berjudul Cempurung tulisan Kun Prastowo dan Parpal Poerwanto itu menceritakan kisah perjuangan Ki Ageng Donoloyo yang berhasil menghadirkan hutan jati dimana salah satu pohon jati yang diberi tenger jati Cempurung diminati Kasultanan Demak Bintoro untuk tiang utama atau saka guru masjid Agung Demak.
Dikisahkan, menjelang runtuhnya kerajaan Majapahit dan awal berdirinya Kasultanan Demak Bintoro, di tengah masyarakat terjadi perbedaan pandangan hidup yang membuat banyak sentana nata merasa tidak nyaman dan memilih linggar dari lingkungan keraton.
Adalah Raden Donokusumo bersama kakak perempuannya Raden Ayu Donowati serta salah seorang kerabatnya yaitu Raden Meleng memilih meninggalkan keraton untuk mencari tentreming urip dan padhanging ati; mengembara ke arah barat.
Raden Ayu Donowati dan Raden Meleng akhirnya membina rumah tangga dan hidup tentram di tlatah Sokoboyo, sementara Raden Donokusumo melanjutkan perjalanan dan tinggal di lereng gunung Braja. Seiring perjalanan waktu, Raden Meleng berhasil menanam pohon jati dan tlatah Sokoboyo menjadi alas jati untuk mendukung cita-citanya melanjutkan trah Majapahit.
Mendengar kabar itu, Raden Donokusumo atau Ki Donosari berminat menanam pohon jati lalu meminta janggleng kepada kakak iparnya namun ditolak.
Merasa iba, maka Raden Ayu Donowati secara sembunyi menaruh tiga butir janggleng di tongkat adiknya, Ki Donosari.
Ajaib, tiga janggleng itu akhirnya tumbuh menjadi pohon jati yang tinggi besar; jati Denok, jati Sukomangu dan jati Cempurung. “Kisah yang ditampilkan dalam film tentu di permanis dengan sisipan cerita agar alur cerita menjadi maksimal. Kekuatan gambar, dialog dan akting para pemain menjadi nilai tambah pada film ini,” ungkap sutradara, Imam Santosa.
Imam juga menambahkan bahwa para pemain dalam film KAD ini merupakan talenta lokal Kabupaten Wonogiri serta didukung lebih dari 130 orang pemain, lumrah kalau film ini merupakan film kolosal. Khusus warga Desa Slogohimo yang terlibat sekitar 10 orang.
“Film Ki Ageng Donoloyo diharapkan menjadi tonggak awal tumbuhnya ekonomi kreatif di Kabupaten Wonogiri. Disamping itu diharap dapat menjadi gerakan untuk pelestarian alam pengenalan potensi wisata serta upaya untuk mengangkat kembali cerita rakyat yang merupakan kekayaan budaya lokal,” jelas Kun Prastowo, penulis buku.
Lokasi shooting film KAD dilakukan di Girimanik dan Geneng Padarangin Slogohimo, Desa Kepyar Purwantoro, Alas Kucur Badegan dan Desa Dawung Kismantoro.
Rencananya, film Ki Ageng Donoloyo akan ditayangkan di balaidesa se Kecamatan Slogohimo serta masing-masing kecamatan se Kabupaten Wonogiri bekerjasama dengan pemerintah desa/kelurahan setempat. (KP/Yuanita/Her)