LAMPUNG SELATAN,INFODESANEWS — Bicara ili-ili mungkin sebagian dari masyarakat perkotaan di Lampung Selatan kurang begitu familiar di telinga.
Namun, bagi para petani di Kecamatan Candipuro Desa sinar Pasemah kata Ili – Ili sangatlah akrab. Menurut KBBI, kata ili – ili bermakna bagi orang yang mengalirkan air, atau juga biasa disebut, perangkat desa yang bertugas mengatur air dari sungai ke lokasi lahan persawahan.
Kali ini, kita akan beranjak ke sebuah desa yang menjadi salah satu sentra produksi pertanian padi di kawasan Sungai Way Sekampung di Desa Sinar Pasemah Kecamatan Candipuro kabupaten Lampung Selatan.
Desa Sinar Pasemah dihuni oleh penduduk kurang lebih sekitar 1200 Kepala Keluarga, dan dipimpin oleh seorang Kepala Desa, yang masih muda Hadi Mustofa namanya.
Potensi hamparan lahan pertaniannya padi sangatlah luas, hingga mencapai 450 hektar. Dan, merupakan salah satu desa lumbung padi di Lampung Selatan.
Pada tahun 2022 lalu, Pemerintah melalui jalur aspirasi yang diusung oleh anggota Komisi IV DPR RI dari fraksi PDI Perjuangan Sudin, SE, menggelontorkan bantuan kepada Kelompok Tani (Poktan) di desa Sinar Pasemah tersebut.
Diantaranya berupa Alat Mesin Pertanian (Alsintan), yakni 5 unit mesin pompa air, 5 unit hand traktor roda 2 dan hairdryer 12 unit.
Langkah pemerintah tersebut, muaranya, untuk mendorong peningkatan kesejahteraan para petani, dengan menggenjot hasil produksi pertanian, melalui optimalisasi lahan dan pengairan sawah.
Disamping, dalam rangka mewujudkan peningkatan indeks pertanaman (ip) hingga 300 persen, atau dalam satu tahun 3 kali panen di lahan pertanian sistem tadah hujan, yang notabene hanya 2 kali panen dalam satu tahun.
Mengingat hal tersebut, melalui tangan dinginnya, Mas Tofa pangilan akrab Kepala Desa Sinar Pasemah itu, baru baru ini telah menjalin kerjasama antara Pemdes Sinar Pasemah bersama pengurus poktan.
Dan telah mencetuskan sebuah program inovasi di bidang pertanian di desa Sinar Pasemah yang diberi nama program optimalisasi lahan dan pengairan (program ili – ili). Yang mana, hasil pengelolaan akan menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli Desa (PADesa).
Program inovasi ili-ili, merupakan program sistem jaringan pengairan air dari sungai way sekampung ke sawah. Dimana, air dari jaringan primer (Way Sekampung) dinaikan menggunakan mesin pompa air, dan di tampung ke bak penampungan.
Yang, Selanjutnya di alirkan ke sawah sawah milik para warga, melalui jaringan skunder menggunakan pipa atau sejenisnya.
Menurut salah seorang petani penggarap di Desa Sinar Pasemah Turiman(45). Keberadaan program ili – ili sangat bermanfaat, utamanya dalam menyokong aktivitas usaha tani padi di lahan tadah hujan milik mereka.
Dia menyebut, program ili-ili diklaim mampu memangkas tingginya biaya persiapan lahan hingga pengairan pertanian setiap musim tanam. Terlebih saat menghadapi musim gadu.
Umumnya kata Turiman, setiap musim, para petani melakukan pengairan sampai panen hingga 5 sampai 6 kali. Dengan merogoh kocek 750 – 900 ribu rupiah. Dengan estimasi biaya, 50-60 ribu rupiah untuk bahan bakar minyak mesin pompa, dan 100 ribu rupiah ongkos tenaga, setiap kali pengairan untuk seperempat lahan.
“Iuran ili-ili yang dikelola oleh desa, setiap musim tanam lebih ringan dibanding melakukan pengairan sendiri,” Ucap Turiman, kepada Infodesa News com, Senin (19/6/2023), saat Pak Turiman membenahi Alat Hand Traktor milikinya untuk dibawa pulang selesai mengelola lahan garapannya.
Suhada (35) Yang berdekatan sawah Turiman juga mengamini hal yang sama.
“Benar program ili-ili yang dikelola oleh desa memang sangat sangat membantu para petani dan sekaligus meringankan biaya pengairan sawah. Bila pengairan lancar dan tanaman normal, 1 hektar sawah mampu menghasilkan panen padi mencapai 8-9 ton,” ujarnya. Meskipun suhada sendiri mengaku, ia tidak menggunakan jasa. (BB)